Pada jaman dahulu di sebuah desa hidupah seorang Ibu bersama anaknya. Mereka hidup di tepi sungai. Sungai itu disebut Sungai Sebangau. Ibunya bernama Bawi kuwu dan anaknya bernama Tangkiling. Waktu itu Tangkiling baru berumur 6 tahun.
Pada suatu hari, ketika Tangkiling sedang bermain bersama teman – temannya, Tangkiling merasa lapar dan pulang ke rumah untuk makan. Tetapi ibunya sedang memasak. Oleh karena itu Tangkiling menangis dan membuat ibunya marah. Tangkiling dipukul oleh ibunya dan kepalanya pun berdarah.
Tangkiling lari dari rumah dan akhirnya ditemukan oleh seorang saudagar dari negeri Cina. Tangkiling pun diajak ke Cina dan di sekolahkan hingga dewasa. Tangkiling diajarkan berbagai macam ilmu dagang sehingga Tangkiling dipercaya oleh saudagar tersebut untuk berlayar berdagang ke Indonesia.
Pada suatu hari Tangkiling tiba di sungai Sebangau. Tempat asal Tangkiling. Seluruh dagangan Tangkiling langsung diserbu oleh penduduk di situ. Oleh karena itu Tangkiling beserta awak kapalnya bertahan lama di desa itu.
Tiba – tiba tersiar kabar bahwa di desa itu ada seorang perempuan yang sangat cantik jelita. Bawi kuwu namanya. Konon ceritanya Bawi Kuwu memiliki ilmu awet muda. Mendengar itu Tangkiling pun langsung melamarnya untuk menjad istrinya. Tangkiling tidak tau bahwa perempuan itu adalah ibunya sendiri.
Beberapa setelah pernikahannya,Tangkiling menyuruh istrinya untuk mencari kutu dikepalanya. Tiba terlihat bekas luka di kepala Tangkiling. Akhirnya Bawi Kuwu tau bahwa Tangkiling adalah anaknya.
Mendengar itu, Tangkiling langsung menggelar sebuah upacara dengan mendirikan sangkaraya. Banyak binatang yang disediakan untuk menggelar upacara tersebut. Dan semua orang yang ada di desa itu diundang oleh Tangkiling untuk menikmati makanan yang disediakan pada upacara itu.
Tiba- tiba datanglah angin ribut yang hebat dan awan tebal sekali. Hari mulai hujan, Guntur dan petir bersahutan. melihat demikian Bawi Kuwu langsung lari menuju menuju kapal Tangkiling yang berada di sungai Sebangau.Tidak lama hari mulai gelap gulita. Kilat memancar berkilauan dan Guntur menggelegar. Semua binatang yang ada di situ dalam sekejap mata menjadi batu dan kapal Tangkiling pun menjadi batu. Sangkaraya yang didirikan di tengah desa menjadi Bukit Tangkiling yang paling tinggi puncaknya. Semua orang yang ikut menganjan berubah menjadi batu. Kapal Tangkiling yang berubah menjadi batu yang bentuknya mirip seperti kapal yang diberi nama Batu Banama.
Sekarang ini Bukit Tangkiling ini berada di tepi Sungai Rungan dan di kaki bukit Tangkiling ada sebuah desa yang bernama DesaTangkiling. Bukit Tangkiling kini telah menjadi objek wisata Kal-Teng.
Writer : HENDRIYANSYAH
Sabtu, 12 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar