Pendidikan merupakan hal yang sangat dan sangat diperlukan guna membangun sumber daya manusia indonesia yang seutuhnya. Hal ini tentunya sangat mendukung dalam hal kemajuan negara republik Indonesia.
Salah satu pendidikan yang perlu untuk dikembangkan ialah pendidikan keterampilan. Keterampilan dalam hal ini berfungsi untuk mengembangkan bakat terpendam yang ada dalam diri setiap individu.
Hal ini akan menjadi lebih baik jika penerapan pendidikan keterampilan dimulai sejak dini dalam artian tingkat sekolah dasar. Mengapa? Karena pada tingkat sekolah dasar, pendidikan keterampilan mampu membuat anak menjadi semakin kreatif. Sehingga pola dan daya pikirnya menjadi lebih kritis dalam menanggapi dan menghadapi masalah. Selain itu, jika pendidikan keterampilan dimulai sejak dini, tidak menutup kemungkinan kelak ia akan menjadi orang.
Selasa, 27 Juli 2010
Selasa, 01 Juni 2010
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI DALAM KEGIATAN BELAJAR ANAK
PENGARUH KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI DALAM KEGIATAN BELAJAR ANAK
OLEH : HENDRIYANSYAH
NIM . 07.23.08826
ABSTRAK
Kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal yang sangat penting peranannya dalam menentukan kegiatan belajar adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga.
Kata kunci : sosial, ekonomi, keluarga, belajar.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan. Sebagai suatu proses akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam - macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa dalam memahami pengertian pendidikan itu sendiri kita harus memahami bahwa sejak manusia itu ada sebetulnya sudah ada pendidikan, namun dalam prakteknya senantiasa berbeda - beda tergantung pada situasi dan kondisi pada waktu itu.
Pada negara berkembang, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Karena dengan adanya pendidikan maka manusia akan bisa berkembang baik cara berfikirnya, pandangan hidup dan budayanya. Pendidikan bisa dilakukan secara formal (sekolah) dan informal (luar sekolah).
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru bertugas sebagai pendidik dan siswa adalah peserta didik. Tugas utama dari peserta didik adalah belajar. Kegiatan belajar dari masing - masing peserta didik berbeda - beda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Ngalim Purwanto (1987:106), faktor - faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor individual) dan faktor yang berasal dari luar siswa (faktor sosial). Yang termasuk dalam faktor individual antara lain : faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat - alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Sebagaimana dikatakan E. A Gerungan (1981 : 182), keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak apabila kita pikirkan bahwa keadaan perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi dalam keluarganya lebih luas, ia dapat lebih luas memperkembangkan bermacam - macam kecakapan yang tidak didapat apabila tidak adaya alat - alatnya. Hubungan sosial dengan keluarganya pun berlainan coraknya. Apabila keluarganya hidup dalam status sosial yang serba cukup dan kurang mengalami tekanan fundamental seperti hal memperoleh nafkah yang memadai, keluarganya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan perkara - perkara memenuhi kebutuhan primer kehidupan manusia. Dengan keadaan ekonomi yang serba cukup, segala keperluan mengenai pendidikan anaknya juga akan dapat tercukupi seperti penyediaan sarana dan prasarana belajar, pembayaran biaya pendidikan dan tercukupinya berbagai kegiatan yang menunjang pendidikan seperti kursus dan les tambahan.
Orang tua dengan penghasilan yang tinggi akan mampu memenuhi berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar anak. Sebagaimana dikatakan oleh Shochib (1998:21) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua semakin berkualitas perhatian yang diberikan kepada anaknya, semakin sibuk orang tua dalam pekerjaan semakin sedikit perhatian yang diberikan kepada anaknya. Semakin banyak penghasilan orang tua semakin mudah memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana belajar anaknya.
Dengan demikian, anak yang hidup dalam lingkungan keluarga dengan penghasilan orang tua yang tinggi, dia akan dengan mudah mendapatkan sarana dan prasarana dalam belajar sehingga kegiatan belajar akan dapat berjalan maksimal. Hal ini berkebalikan dengan anak yang hidup dalam keluarga dengan penghasilan yang sedikit, maka kebutuhan akan sarana prasarana akan terkalahkan oleh kebutuhan lain yang lebih esensial. Anak yang hidup dalam lingkungan sosial ekonomi yang memadai idealnya dapat melakukan kegiatan belajar dengan maksimal sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang bagus. Hal ini berlaku sebaliknya bahwa anak yang hidup dalam kondisi sosial ekonomi kurang memadai ia tidak bisa melakukan kegiatan belajar dengan maksimal yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajarnya yang kurang bagus.
B. KONDISI SOSIAL
I. PENGERTIAN KONDISI SOSIAL
Kondisi sosial dari tiap - tiap keluarga berbeda satu sama lain. Hal ini ditentukan oleh keadaan di dalam keluarga tersebut (misalnya jumlah anggota keluarga, komunikasi yang terjalin didalam keluarga, perhatian dari orang tua terhadap anak) dan hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar. Keadaan sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan masyarakat, baik masyarakat dalam lingkup yang kecil (keluarga) maupun masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh H. Abu Ahmad (1982:46) yang mengatakan bahwa kondisi sosial seseorang ditentukan oleh keadaan ya
OLEH : HENDRIYANSYAH
NIM . 07.23.08826
ABSTRAK
Kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal yang sangat penting peranannya dalam menentukan kegiatan belajar adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga.
Kata kunci : sosial, ekonomi, keluarga, belajar.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan. Sebagai suatu proses akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam - macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa dalam memahami pengertian pendidikan itu sendiri kita harus memahami bahwa sejak manusia itu ada sebetulnya sudah ada pendidikan, namun dalam prakteknya senantiasa berbeda - beda tergantung pada situasi dan kondisi pada waktu itu.
Pada negara berkembang, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Karena dengan adanya pendidikan maka manusia akan bisa berkembang baik cara berfikirnya, pandangan hidup dan budayanya. Pendidikan bisa dilakukan secara formal (sekolah) dan informal (luar sekolah).
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru bertugas sebagai pendidik dan siswa adalah peserta didik. Tugas utama dari peserta didik adalah belajar. Kegiatan belajar dari masing - masing peserta didik berbeda - beda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Ngalim Purwanto (1987:106), faktor - faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor individual) dan faktor yang berasal dari luar siswa (faktor sosial). Yang termasuk dalam faktor individual antara lain : faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat - alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Sebagaimana dikatakan E. A Gerungan (1981 : 182), keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak apabila kita pikirkan bahwa keadaan perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi dalam keluarganya lebih luas, ia dapat lebih luas memperkembangkan bermacam - macam kecakapan yang tidak didapat apabila tidak adaya alat - alatnya. Hubungan sosial dengan keluarganya pun berlainan coraknya. Apabila keluarganya hidup dalam status sosial yang serba cukup dan kurang mengalami tekanan fundamental seperti hal memperoleh nafkah yang memadai, keluarganya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan perkara - perkara memenuhi kebutuhan primer kehidupan manusia. Dengan keadaan ekonomi yang serba cukup, segala keperluan mengenai pendidikan anaknya juga akan dapat tercukupi seperti penyediaan sarana dan prasarana belajar, pembayaran biaya pendidikan dan tercukupinya berbagai kegiatan yang menunjang pendidikan seperti kursus dan les tambahan.
Orang tua dengan penghasilan yang tinggi akan mampu memenuhi berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar anak. Sebagaimana dikatakan oleh Shochib (1998:21) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua semakin berkualitas perhatian yang diberikan kepada anaknya, semakin sibuk orang tua dalam pekerjaan semakin sedikit perhatian yang diberikan kepada anaknya. Semakin banyak penghasilan orang tua semakin mudah memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana belajar anaknya.
Dengan demikian, anak yang hidup dalam lingkungan keluarga dengan penghasilan orang tua yang tinggi, dia akan dengan mudah mendapatkan sarana dan prasarana dalam belajar sehingga kegiatan belajar akan dapat berjalan maksimal. Hal ini berkebalikan dengan anak yang hidup dalam keluarga dengan penghasilan yang sedikit, maka kebutuhan akan sarana prasarana akan terkalahkan oleh kebutuhan lain yang lebih esensial. Anak yang hidup dalam lingkungan sosial ekonomi yang memadai idealnya dapat melakukan kegiatan belajar dengan maksimal sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang bagus. Hal ini berlaku sebaliknya bahwa anak yang hidup dalam kondisi sosial ekonomi kurang memadai ia tidak bisa melakukan kegiatan belajar dengan maksimal yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajarnya yang kurang bagus.
B. KONDISI SOSIAL
I. PENGERTIAN KONDISI SOSIAL
Kondisi sosial dari tiap - tiap keluarga berbeda satu sama lain. Hal ini ditentukan oleh keadaan di dalam keluarga tersebut (misalnya jumlah anggota keluarga, komunikasi yang terjalin didalam keluarga, perhatian dari orang tua terhadap anak) dan hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar. Keadaan sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan masyarakat, baik masyarakat dalam lingkup yang kecil (keluarga) maupun masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh H. Abu Ahmad (1982:46) yang mengatakan bahwa kondisi sosial seseorang ditentukan oleh keadaan ya
Jumat, 28 Mei 2010
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Oleh : HENDRIYANSYAH
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Keberadaan guru di mayapada sudah ada sejak jaman dulu. Sejak manusia paling awal diciptakan, yaitu Nabi Adam A.S. Guru Nabi Adam A.S. adalah guru dari segala guru, guru dari para penemu, guru dari makhluk paling soleh, yaitu Allah SWT. yang Maha Tahu. Dalam Al Quran diterangkan Allah SWT. yang mengajarkan pada Adam segala sesuatu tentang benda yang ada di dunia. Selanjutnya Nabi Adam mengajarkannya pada Siti Hawa, begitu seterusnya. Istilah guru pada saat ini mengalami penciutan makna. Guru adalah orang yang mengajar di sekolah. Orang yang bertindak seperti guru seandainya di berada di suatu lembaga kursus atau pelatihan tidak disebut guru, tetapi tutor atau pelatih. Padahal mereka itu tetap saja bertindak seperti guru. Mengajarkan hal-hal baru pada peserta didik. Terlepas dari penciutan makna, peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme. Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai :
1. Orang tua, yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang guru dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh para siswanya. Saat ini permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan tergolong berat. Mulai dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang kurang, serta tenaga pengajar yang belum kompeten. Kondisi sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan dan sebagian sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari harapan. Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi guru. Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan, nyatanya hanya sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya sungguh memprihatinkan. Program sertifikasi guru yang sekarang sedang digalakkan adalah salah satu bagian dari usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi guru merupakan program yang menyentuh langsung kompetensi guru. Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan guru dari segi kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran. Diharapkan guru dapat melakukan pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari gurunya sendiri. Sebagai contoh derasnya informasi serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas utama guru yang disebut “mengajar”.
Mohon saranya yach teman2.
SEKIAN.
Mohon saranya yach teman2.
SEKIAN.
Kamis, 20 Mei 2010
INOVASI MUTU PENDIDIKAN
Oleh : HENDRIYANSYAH
A. PERMASALAHAN
1. TUJUAN
Mutu pendidikan yang ada di Indonesia sebenarnya masih jauh tertinggal dari negara lain. Hal ini disebabkan karena kita tidak mampu dalam menghadapi kegagalan sistem yang mencegah kita dari pengembangan atau cara penerapan atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan kita. Sehingga output kita mampu bersaing di dunia global.
2. SIGNIFIKANSI KAJIAN
1. SECARA TEORITIS
Kajian ini dikembangkan untuk memperdalam kebijakan publik dalam bidang pemerataan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. SECARA PRAKTIS
Hasil kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan acuan sistem untuk mengambil kebijakan tentang pemerataan layanan pendidikan dan kebijakan mutu pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan (output).
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Inovasi
Secara umum, Inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong tejadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Inovasi juga dapat diartikan sebagai suatu pembaharuan yang akan membawa perubahan. Pengertian ini mengandung makna bahwa inovasi merupakan langkah untuk memperbaharui suatu sistem terdahulu dengan tujuan tertentu.
2. Teori Inovasi
Inovasi muncul karena adanya beberapa faktor, diantaranya seperti : timbulnya keinginan akan peningkatan kualitas, mengikuti perkembangan jaman, serta selalu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini dikarenakan inovasi memiliki beberapa prinsip, yaitu : (1). Sesuai kebutuhan (relevance); (2). Adanya lembaga manejemen(manageable); (3). Berkelanjutan (Sustainability); (4). Efesien (Efficiency); (5). Peningkatan produktivitas (Productivity); (6). Inovatif (Innovative); (7). Selalu baru (Up to date).
3. Konsep Inovasi Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
4. Pengembangan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar
Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam "proses pendidikan" melibatkan berbagai input pendidikan yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses pendidikan. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan mutu dalam proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya. Suatu proses dikatakan bermutu tinggi apabila ada pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dsb) yang dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu dalam konteks "hasil pendidikan" merupakan kinerja sekolah yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga tersebut.
A. PERMASALAHAN
1. TUJUAN
Mutu pendidikan yang ada di Indonesia sebenarnya masih jauh tertinggal dari negara lain. Hal ini disebabkan karena kita tidak mampu dalam menghadapi kegagalan sistem yang mencegah kita dari pengembangan atau cara penerapan atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan kita. Sehingga output kita mampu bersaing di dunia global.
2. SIGNIFIKANSI KAJIAN
1. SECARA TEORITIS
Kajian ini dikembangkan untuk memperdalam kebijakan publik dalam bidang pemerataan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. SECARA PRAKTIS
Hasil kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan acuan sistem untuk mengambil kebijakan tentang pemerataan layanan pendidikan dan kebijakan mutu pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan (output).
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Inovasi
Secara umum, Inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong tejadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Inovasi juga dapat diartikan sebagai suatu pembaharuan yang akan membawa perubahan. Pengertian ini mengandung makna bahwa inovasi merupakan langkah untuk memperbaharui suatu sistem terdahulu dengan tujuan tertentu.
2. Teori Inovasi
Inovasi muncul karena adanya beberapa faktor, diantaranya seperti : timbulnya keinginan akan peningkatan kualitas, mengikuti perkembangan jaman, serta selalu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini dikarenakan inovasi memiliki beberapa prinsip, yaitu : (1). Sesuai kebutuhan (relevance); (2). Adanya lembaga manejemen(manageable); (3). Berkelanjutan (Sustainability); (4). Efesien (Efficiency); (5). Peningkatan produktivitas (Productivity); (6). Inovatif (Innovative); (7). Selalu baru (Up to date).
3. Konsep Inovasi Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
4. Pengembangan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar
Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam "proses pendidikan" melibatkan berbagai input pendidikan yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses pendidikan. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan mutu dalam proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya. Suatu proses dikatakan bermutu tinggi apabila ada pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dsb) yang dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu dalam konteks "hasil pendidikan" merupakan kinerja sekolah yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga tersebut.
Senin, 17 Mei 2010
CARA SETTING GPRS DAN INTERNET PADA HP
Penggunaan HP sekarang mulai beralih fungsi sebagai media transfer data. Di salah satu sisi matinya teknologi 3G dikarenakan minimnya pemakaian, dan kebanyakan orang sudah cukup dengan teknologi GPRS. Berikut ini akan dijelaskan cara cepat mengatur/setting GPRS, MMS, Email di HP SonyEricsson anda lewat internet. Cara ini sangat mudah sehingga bisa cepat dilakukan.
1. Masuk ke situs sony ericsson Indonesia bagian dukungan produk, klik ini: http://www.sonyericsson.com/cws/support/products?cc=id&lc=id
2. Pilih jenis telepon
3. Pilih pengaturan: WAP(GPRS), Email, MMS (satu-satu)
4. Isi informasi negara, operator, dan jenis HP
5. Klik berikutnya
6. Masukan nomor teleponnya
7. Klik berikutnya
8. Isikan kolom sandi sesuai pada layar
9. Anda akan mendapatkan kode pin yang akan digunakan untuk mengaktifkan settingan tersebut.
Kalo yg kesusahan (server SE lagi down) bisa setting lewat SMS
SETTING GPRS OTA (OVER THE AIR)
Mentari : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3000 Contoh: GPRS NOKIA 7650
Matrix : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3939 Contoh: GPRS NOKIA 7650
IM3 : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3939 Contoh: GPRS NOKIA 7650
XL : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 9667 Contoh: GPRS NOKIA 7650
Telkomsel : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 5432 Contoh: S NOKIA 7650
Halo
Daftar di GRAPARI atau Ketik SMS: "GPRS" kirim ke 6616 untuk aktifkan MMS : ketik SMS : "MMS" kirim ke 6616
Setelah anda kirim smsnya, anda akan menerima sms settingan secara otomatis dari operator celluler anda, silahkan langsung di simpan, maka secra otomatis celluler anda akan tersetting, sesuai kebiasanya, and akan disuruh memasukkan password/pin yg dikirim lwt sms
Adapun utk pengaturan email karena banyak metoda yg tiap handphone berlainan dan akan membuat anda bingung (kecuali yg sdh terbiasa), lebih baik anda memakai cara ini;
Gmail: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://m.gmail.com/
Yahoo: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://id.m.yahoo.com/p/mail
atau http://m.yahoo.com nanti akan keluar pilihan utk mail, yahoo messenger, dll
Setting Manual
TELKOMSEL
I. GPRS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select Choose Connectivity., and press Select Choose Data communication., and press Select Choose Data account, and press Select Choose New account, and press Select Choose GPRS data, and press Select New account, enter data :
Name : TEL-GPRS APN : telkomsel User Name : wap Password : wap123 Choose Save and then choose TEL-GPRS select Edit
Allow calls : Automatic IP Address : DNS Address : Authentication : None, PAP, CHAP ( Check List ) Data Comp. : Off Header Comp. : Off B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select Choose Internet profile, and press Select Choose New profile, and press Select Name : TEL-GPRS Connect using : TEL GPRS, and press save Choose TEL GPRS, and press More Choose Settings, and press Select Connect using : TEL-GPRS Use proxy : Yes Proxy Address : 010.001.089.130 Port number : 8000 User name : wap Password : wap123 Press Save
Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL GPRS, and press More Choose Advanced, and press Select Choose Change homepage, and press Select Name : Sony Ericsson Address : http://wap.sonyericsson.com Press Save
II. MMS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select Choose Connectivity, and press Select Choose Data communication., and press Select Choose Data account, and press Select Choose New account, and press Select Choose GPRS data, and press Select New account, enter data :
Name : TEL MMS APN : mms User Name : Password : Choose Save and then press TEL MMS, press edit
Allow calls : Automatic IP Address : DNS Address : Authentication : None, PAP, CHAP ( check list ) Data Comp. : Off Header Comp. : Off B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select Choose Internet profile, and press Select Choose New profile, and press Select Name : TEL MMS Connect using : TEL MMS, and press save ChooseTEL MMS, and press More Choose Settings, and press Select Connect using : TEL MMS User Proxy : Yes Security : Off IP Address : 010.001.089.150 Port Number : 8080
User name : wap Password : wap123 Press Save Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL MMS, and press More Choose Advanced, and press Select Choose Change homepage, and press Select Name : Sony Ericsson Address : http://wap.sonyericsson.com Press Save
C. Message Server
Go to menu Messaging Select Settings Select Picture Message Validity Period : Network maximum Read Report : Off Delivery Report : ON Signature : No Signature Creation Mode : Alert Picture Scaling : Off Auto Download : Always Accept Messages : Advertisements [check list] Anonymous [check list] MMS Profile : TEL MMS Then Back to Picture Message > MMS profile Choose TEL MMS, and press Edit Press More TEL MMS, and Select Edit MMS Profile Name : TEL MMS Message Server : http://mms.telkomsel.com Internet Profile : TEL MMS Select OK Press Save.
Semoga bisa membantu siapa aja yang memerlukan.
kritik dan saran sangat saya perlukan untuk kesempurnaan tulisan saya ini.
see you next my blogs.
1. Masuk ke situs sony ericsson Indonesia bagian dukungan produk, klik ini: http://www.sonyericsson.com/cws/support/products?cc=id&lc=id
2. Pilih jenis telepon
3. Pilih pengaturan: WAP(GPRS), Email, MMS (satu-satu)
4. Isi informasi negara, operator, dan jenis HP
5. Klik berikutnya
6. Masukan nomor teleponnya
7. Klik berikutnya
8. Isikan kolom sandi sesuai pada layar
9. Anda akan mendapatkan kode pin yang akan digunakan untuk mengaktifkan settingan tersebut.
Kalo yg kesusahan (server SE lagi down) bisa setting lewat SMS
SETTING GPRS OTA (OVER THE AIR)
Mentari : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3000 Contoh: GPRS NOKIA 7650
Matrix : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3939 Contoh: GPRS NOKIA 7650
IM3 : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 3939 Contoh: GPRS NOKIA 7650
XL : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 9667 Contoh: GPRS NOKIA 7650
Telkomsel : Ketik SMS: GPRSspasiMerkHPspasiTypeHP Kirim Ke: 5432 Contoh: S NOKIA 7650
Halo
Daftar di GRAPARI atau Ketik SMS: "GPRS" kirim ke 6616 untuk aktifkan MMS : ketik SMS : "MMS" kirim ke 6616
Setelah anda kirim smsnya, anda akan menerima sms settingan secara otomatis dari operator celluler anda, silahkan langsung di simpan, maka secra otomatis celluler anda akan tersetting, sesuai kebiasanya, and akan disuruh memasukkan password/pin yg dikirim lwt sms
Adapun utk pengaturan email karena banyak metoda yg tiap handphone berlainan dan akan membuat anda bingung (kecuali yg sdh terbiasa), lebih baik anda memakai cara ini;
Gmail: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://m.gmail.com/
Yahoo: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://id.m.yahoo.com/p/mail
atau http://m.yahoo.com nanti akan keluar pilihan utk mail, yahoo messenger, dll
Setting Manual
TELKOMSEL
I. GPRS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select Choose Connectivity., and press Select Choose Data communication., and press Select Choose Data account, and press Select Choose New account, and press Select Choose GPRS data, and press Select New account, enter data :
Name : TEL-GPRS APN : telkomsel User Name : wap Password : wap123 Choose Save and then choose TEL-GPRS select Edit
Allow calls : Automatic IP Address : DNS Address : Authentication : None, PAP, CHAP ( Check List ) Data Comp. : Off Header Comp. : Off B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select Choose Internet profile, and press Select Choose New profile, and press Select Name : TEL-GPRS Connect using : TEL GPRS, and press save Choose TEL GPRS, and press More Choose Settings, and press Select Connect using : TEL-GPRS Use proxy : Yes Proxy Address : 010.001.089.130 Port number : 8000 User name : wap Password : wap123 Press Save
Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL GPRS, and press More Choose Advanced, and press Select Choose Change homepage, and press Select Name : Sony Ericsson Address : http://wap.sonyericsson.com Press Save
II. MMS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select Choose Connectivity, and press Select Choose Data communication., and press Select Choose Data account, and press Select Choose New account, and press Select Choose GPRS data, and press Select New account, enter data :
Name : TEL MMS APN : mms User Name : Password : Choose Save and then press TEL MMS, press edit
Allow calls : Automatic IP Address : DNS Address : Authentication : None, PAP, CHAP ( check list ) Data Comp. : Off Header Comp. : Off B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select Choose Internet profile, and press Select Choose New profile, and press Select Name : TEL MMS Connect using : TEL MMS, and press save ChooseTEL MMS, and press More Choose Settings, and press Select Connect using : TEL MMS User Proxy : Yes Security : Off IP Address : 010.001.089.150 Port Number : 8080
User name : wap Password : wap123 Press Save Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL MMS, and press More Choose Advanced, and press Select Choose Change homepage, and press Select Name : Sony Ericsson Address : http://wap.sonyericsson.com Press Save
C. Message Server
Go to menu Messaging Select Settings Select Picture Message Validity Period : Network maximum Read Report : Off Delivery Report : ON Signature : No Signature Creation Mode : Alert Picture Scaling : Off Auto Download : Always Accept Messages : Advertisements [check list] Anonymous [check list] MMS Profile : TEL MMS Then Back to Picture Message > MMS profile Choose TEL MMS, and press Edit Press More TEL MMS, and Select Edit MMS Profile Name : TEL MMS Message Server : http://mms.telkomsel.com Internet Profile : TEL MMS Select OK Press Save.
Semoga bisa membantu siapa aja yang memerlukan.
kritik dan saran sangat saya perlukan untuk kesempurnaan tulisan saya ini.
see you next my blogs.
Selasa, 04 Mei 2010
CARA MUDAH UNTUK FLASH HP NOKIA
temen-temen pernah punya masalah dengan HP....?
tentunya semua yang punya HP pasti pernah punya masalah denga HP...hehehe...ia kan....ga hanya masalah denga pacar aja.....
mungkin jika dirincikan....ga cukup sepatah ato dua patah kata untuk mengatakannya....hehehehehe (ya ia lah.....lo cuma sepatah ato dua patah kata ya ga cukup....trus jika katanya patah...mana bisa dibaca.....hehehehehe).
ya udah langsung aja dari pada banyak bicara...malah ngawur....
Ada beberapa cara untuk kalian agar kalian bisa ngeflash hp sendiri jika hp kalian mengalami permasalah seperti hang, kena virus, dsb.
Cara pertama :
masukan kode 1 : *#7370#, jika tdak berhasil masukan kode 2 : *#7780#.
- password : 12345.
cara ke dua yaitu dengan cara pastikan hp anda mati, kemudian menekan tombol yes, *. 3, dan tombol on secara bersamaan sampai kembali hp menyala.
okey.....
selamat mencoba semoga bisa membantu.
tentunya semua yang punya HP pasti pernah punya masalah denga HP...hehehe...ia kan....ga hanya masalah denga pacar aja.....
mungkin jika dirincikan....ga cukup sepatah ato dua patah kata untuk mengatakannya....hehehehehe (ya ia lah.....lo cuma sepatah ato dua patah kata ya ga cukup....trus jika katanya patah...mana bisa dibaca.....hehehehehe).
ya udah langsung aja dari pada banyak bicara...malah ngawur....
Ada beberapa cara untuk kalian agar kalian bisa ngeflash hp sendiri jika hp kalian mengalami permasalah seperti hang, kena virus, dsb.
Cara pertama :
masukan kode 1 : *#7370#, jika tdak berhasil masukan kode 2 : *#7780#.
- password : 12345.
cara ke dua yaitu dengan cara pastikan hp anda mati, kemudian menekan tombol yes, *. 3, dan tombol on secara bersamaan sampai kembali hp menyala.
okey.....
selamat mencoba semoga bisa membantu.
Sabtu, 01 Mei 2010
GLOBALISASI LINGKUNGAN
Oleh : HENDRIYANSYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya globalisasi menyebabkan budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia. Budaya asing tersebut membawa pengaruh baik dan buruk bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kita harus dapat memilih mana budaya yang sesuai dan bertentangan dengan budaya Indonesia. Faktor inilah yang menyebabkan penulis mencoba menguraikan pengaruh globalisasi lingkungan yang akan dibahas melalui makalah yang berjudul " pengaruh globalisasi dibidang lingkungan".
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen Pembina mata kuliah Perspektif Global.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh globalisasi dalam bidang lingkungan.
3. Agar mahasiswa dapat berpikir secara global dan bertindak secara lokal.
C. Rumusan Masalah
1. Pengertian Globalisasi
2. Ciri-ciri Globalisasi
3. Pengaruh Globalisasi
4. Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Lingkungan
5. Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasiyang Terjadi Di Lingkungan Sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
GLOBALISASI LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN GLOBALISASI
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya.
B. CIRI-CIRI GLOBALISASI
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Antara lain yaitu :
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, dan lain-lain.
C. PENGARUH GLOBALISASI
Kalau bicara pengaruh maka akan kita bahas yang baik dan yang buruk dari adanya globalisasi. Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi. Diantaranta : a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi. b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara. c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri. d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain:
a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.
c. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.
D. PENGARUH GLOBALISASI DALAM BIDANG LINGKUNGAN
Tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Berikut ini contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.
a. Gaya Hidup
Gaya hidup tradisional di zaman globalisasi ini sudah semakin berkurang dan bahkan cenderung untuk ditinggalkan oleh masyarakat sekarang ini. Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional. Alasan mengapa masyarakat memilih gaya hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Selama ini, kita sudah terbiasa dengan prinsip "biar lambat asal selamat". Prinsip tersebut melambangkan bahwa kita belum mampu menghargai waktu yang tepat dan optimal. Akibat globalisasi, gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah. Mereka sudah tahu betapa pentingnya waktu. Apabila kita membuang-buang waktu, maka akan mengalami kerugian, sebab waktu tidak bisa diputar kembali. Globalisasi juga berdampak buruk terhadap gaya hidup masyarakat. Contohnya ada sebagian masyarakat kita meniru gaya hidup bangsa lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita, seperti mabuk-mabukan, suka berpesta pora, berperilaku kasar serta kurang menghormati orang yang lebih tua. Gaya hidup seperti itu harus kita jauhi karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
b. Makanan
Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus diolah terlebih dahulu,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya globalisasi menyebabkan budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia. Budaya asing tersebut membawa pengaruh baik dan buruk bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kita harus dapat memilih mana budaya yang sesuai dan bertentangan dengan budaya Indonesia. Faktor inilah yang menyebabkan penulis mencoba menguraikan pengaruh globalisasi lingkungan yang akan dibahas melalui makalah yang berjudul " pengaruh globalisasi dibidang lingkungan".
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen Pembina mata kuliah Perspektif Global.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh globalisasi dalam bidang lingkungan.
3. Agar mahasiswa dapat berpikir secara global dan bertindak secara lokal.
C. Rumusan Masalah
1. Pengertian Globalisasi
2. Ciri-ciri Globalisasi
3. Pengaruh Globalisasi
4. Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Lingkungan
5. Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasiyang Terjadi Di Lingkungan Sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
GLOBALISASI LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN GLOBALISASI
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya.
B. CIRI-CIRI GLOBALISASI
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Antara lain yaitu :
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, dan lain-lain.
C. PENGARUH GLOBALISASI
Kalau bicara pengaruh maka akan kita bahas yang baik dan yang buruk dari adanya globalisasi. Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi. Diantaranta : a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi. b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara. c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri. d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain:
a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.
c. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.
D. PENGARUH GLOBALISASI DALAM BIDANG LINGKUNGAN
Tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Berikut ini contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.
a. Gaya Hidup
Gaya hidup tradisional di zaman globalisasi ini sudah semakin berkurang dan bahkan cenderung untuk ditinggalkan oleh masyarakat sekarang ini. Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional. Alasan mengapa masyarakat memilih gaya hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Selama ini, kita sudah terbiasa dengan prinsip "biar lambat asal selamat". Prinsip tersebut melambangkan bahwa kita belum mampu menghargai waktu yang tepat dan optimal. Akibat globalisasi, gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah. Mereka sudah tahu betapa pentingnya waktu. Apabila kita membuang-buang waktu, maka akan mengalami kerugian, sebab waktu tidak bisa diputar kembali. Globalisasi juga berdampak buruk terhadap gaya hidup masyarakat. Contohnya ada sebagian masyarakat kita meniru gaya hidup bangsa lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita, seperti mabuk-mabukan, suka berpesta pora, berperilaku kasar serta kurang menghormati orang yang lebih tua. Gaya hidup seperti itu harus kita jauhi karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
b. Makanan
Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus diolah terlebih dahulu,
cara membuat skin nokia 9300i
hai teman-teman....q mau berbagi pengalaman. jika kalian punya HP nokia 9300i dan belum mempunyai aplikasi skin ato aplikasi untuk membuat theme seperti pada hp nokia lainnya, sekarang ga usah kwatir....q bisa bantu kalian.
Hp nokia 9300i memang udah dari sono nya tidak disertakan aplikasi skin seperti pada hp nokia yang lain. Tanya mengapa? saya juga tidak tahu kata empunya...hehehehe
tetapi jika kalian sering OL....kalian pasti tau jawabanya mengapa?
sekarang q beri tahu cara agar hp nokia 9300i kalian juga bisa punya skin. kha jika adanya skinnya....hp kalian akan terlihat keren.....ia khan.....?
ada beberapa langkah yang harus kalian tempuh terlebih dahulu....hehehe kya perang aja.
1. kalian harus instal dulu aplikasi opl runtimenya.
2. setelah langkah 1 selesai, instal aplikasi skin studio.
3. nah baru deh instal skinnya.....jreeeeeng....jadi deh.....
nah jika kalian berminat posting aja komen kalian disini....entar q upload deh aplikasinya......
selamat mencoba yacccccccccch.......
salam kenal dari q anak SERUYAN.
Hp nokia 9300i memang udah dari sono nya tidak disertakan aplikasi skin seperti pada hp nokia yang lain. Tanya mengapa? saya juga tidak tahu kata empunya...hehehehe
tetapi jika kalian sering OL....kalian pasti tau jawabanya mengapa?
sekarang q beri tahu cara agar hp nokia 9300i kalian juga bisa punya skin. kha jika adanya skinnya....hp kalian akan terlihat keren.....ia khan.....?
ada beberapa langkah yang harus kalian tempuh terlebih dahulu....hehehe kya perang aja.
1. kalian harus instal dulu aplikasi opl runtimenya.
2. setelah langkah 1 selesai, instal aplikasi skin studio.
3. nah baru deh instal skinnya.....jreeeeeng....jadi deh.....
nah jika kalian berminat posting aja komen kalian disini....entar q upload deh aplikasinya......
selamat mencoba yacccccccccch.......
salam kenal dari q anak SERUYAN.
INOVASI MUTU PENDIDIKAN DI SD
INOVASI MUTU PENDIDIKAN di SEKOLAH DASAR
A. PERMASALAHAN
1. TUJUAN
Mutu pendidikan yang ada di Indonesia sebenarnya masih jauh tertinggal dari negara lain. Hal ini disebabkan karena kita tidak mampu dalam menghadapi kegagalan sistem yang mencegah kita dari pengembangan atau cara penerapan atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan kita. Sehingga output kita mampu bersaing di dunia global.
2. SIGNIFIKANSI KAJIAN
1. SECARA TEORITIS
Kajian ini dikembangkan untuk memperdalam kebijakan publik dalam bidang pemerataan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. SECARA PRAKTIS
Hasil kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan acuan sistem untuk mengambil kebijakan tentang pemerataan layanan pendidikan dan kebijakan mutu pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan (output).
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Inovasi
Secara umum, Inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong tejadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Inovasi juga dapat diartikan sebagai suatu pembaharuan yang akan membawa perubahan. Pengertian ini mengandung makna bahwa inovasi merupakan langkah untuk memperbaharui suatu sistem terdahulu dengan tujuan tertentu.
2. Teori Inovasi
Inovasi muncul karena adanya beberapa faktor, diantaranya seperti : timbulnya keinginan akan peningkatan kualitas, mengikuti perkembangan jaman, serta selalu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini dikarenakan inovasi memiliki beberapa prinsip, yaitu : (1). Sesuai kebutuhan (relevance); (2). Adanya lembaga manejemen(manageable); (3). Berkelanjutan (Sustainability); (4). Efesien (Efficiency); (5). Peningkatan produktivitas (Productivity); (6). Inovatif (Innovative); (7). Selalu baru (Up to date).
3. Konsep Inovasi Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
4. Pengembangan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar
Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam "proses pendidikan" melibatkan berbagai input pendidikan yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses pendidikan. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan mutu dalam proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya. Suatu proses dikatakan bermutu tinggi apabila ada pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dsb) yang dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu dalam konteks "hasil pendidikan" merupakan kinerja sekolah yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga
A. PERMASALAHAN
1. TUJUAN
Mutu pendidikan yang ada di Indonesia sebenarnya masih jauh tertinggal dari negara lain. Hal ini disebabkan karena kita tidak mampu dalam menghadapi kegagalan sistem yang mencegah kita dari pengembangan atau cara penerapan atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu inovasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan kita. Sehingga output kita mampu bersaing di dunia global.
2. SIGNIFIKANSI KAJIAN
1. SECARA TEORITIS
Kajian ini dikembangkan untuk memperdalam kebijakan publik dalam bidang pemerataan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. SECARA PRAKTIS
Hasil kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan acuan sistem untuk mengambil kebijakan tentang pemerataan layanan pendidikan dan kebijakan mutu pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan (output).
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Inovasi
Secara umum, Inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong tejadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Inovasi juga dapat diartikan sebagai suatu pembaharuan yang akan membawa perubahan. Pengertian ini mengandung makna bahwa inovasi merupakan langkah untuk memperbaharui suatu sistem terdahulu dengan tujuan tertentu.
2. Teori Inovasi
Inovasi muncul karena adanya beberapa faktor, diantaranya seperti : timbulnya keinginan akan peningkatan kualitas, mengikuti perkembangan jaman, serta selalu ingin menjadi yang terbaik. Hal ini dikarenakan inovasi memiliki beberapa prinsip, yaitu : (1). Sesuai kebutuhan (relevance); (2). Adanya lembaga manejemen(manageable); (3). Berkelanjutan (Sustainability); (4). Efesien (Efficiency); (5). Peningkatan produktivitas (Productivity); (6). Inovatif (Innovative); (7). Selalu baru (Up to date).
3. Konsep Inovasi Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.
4. Pengembangan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar
Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam "proses pendidikan" melibatkan berbagai input pendidikan yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses pendidikan. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan mutu dalam proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya. Suatu proses dikatakan bermutu tinggi apabila ada pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dsb) yang dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu dalam konteks "hasil pendidikan" merupakan kinerja sekolah yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga
Rabu, 28 April 2010
GAMBARAN LABTOB MASA DEPAN
Apa yang kamu pikirkan tentang gambar ini?
Perhatikan baik-baik dari dekat dan coba tebak!
Pena dengan kamera tersembunyi, benarkan?
Salah
Ada yang bisa menebak lagi sekarang..!
Anda telah melihat sebuah model Laptop masa depan
Yang akan menggantikan PC anda
Komputer mini dengan teknologi bluetooth
inlah gambaran dari laptop masa depan yang akan menjadi simbol puncak kemajuan teknologi dunia.
jadi jangan heran jika dunia memang sudah ada dalam saku anda.......
Perhatikan baik-baik dari dekat dan coba tebak!
Pena dengan kamera tersembunyi, benarkan?
Salah
Ada yang bisa menebak lagi sekarang..!
Anda telah melihat sebuah model Laptop masa depan
Yang akan menggantikan PC anda
Komputer mini dengan teknologi bluetooth
inlah gambaran dari laptop masa depan yang akan menjadi simbol puncak kemajuan teknologi dunia.
jadi jangan heran jika dunia memang sudah ada dalam saku anda.......
Selasa, 27 April 2010
labtob masa depan
inilah LABTOB MASA DEPAN YANG WAJIB KALIAN MILIKI SEBAGAI BENTUK DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI.
Laptop sudah bukan merupakan barang mewah, laptop sudah menjadi kebutuhan untuk kita yg aktivitasnya padat terutama yg mobile. Kira2 model laptop seperti apa yg kamu inginkan di masa depan? Lihat aja gambarannya di bawah ini
Samsung Amoled
AMOLED merupakan konsep notebook dari Samsung yg memiliki desain unik, tipis, dan licin. Juga memiliki keyboard sentuh yang sensitif.
Vaio Zoom
Zoom vaio notebook ini memiliki layar kaca yang holographic transparan.
Traveller
Konsep utama laptop dari Traveler adalah sistem navigasi GPS, dengan penyimpanan internal untuk foto / data dan juga built-in fungsi geotag sehingga Anda selalu tahu di mana Anda mengambil foto.
Canova Dual Screen
Canova Dual Screen Laptop memiliki dua layar, multi layar sentuh dan sangat mudah digunakan. Tidak hanya bisa digunakan untuk menangani tugas-tugas komputasi anda sehari-hari tetapi juga dapat digunakan untuk membaca artikel di laptop.
Canvas Laptop
Canvas adalah konsep laptop futuristik yang digunakan untuk memberikan kualitas yang lebih baik bagi para desainer dengan fitur touchscreen yang sangat tipis.
Compenion
Konsep laptop Compenion yg dibuat oleh Felix Schmidberger terdiri dari dua layar OLED geser, yang salah satunya dapat digunakan sebagai keyboard.
LG Ecological
Konsep ekologi laptop LG menggunakan bahan bakar sel baterai dan fitur teknologi layar organik (OLED), konsep laptop ini menerima Penghargaan terbaik Red Dot untuk konsep desain.
Mac Tab
Keunggulan dari laptop MacTab adalah keyboard nirkabel yang tipis.
MacBook 0801
Konsep laptop Macbook 0801 oleh Isamu Sanada seperti versi hitamnya Macbook Air. Laptop ini memiliki sebuah keyboard ultra tipis dan desain yang sangat licin.
Descom
DesCom pada dasarnya two in one konsep laptop yang seamlessly terintegrasi di dalam meja.
bagi teman teman yang penasaran dengan gambar berikutnya bisa aja kasih komentar dan saya kan terbitkan gambar berikutnya sesuai dengan permintaan kalian.
bagi teman-teman yang butuh banget info tentang pendidikan langsung aja posting disini. saya akan bantu semampu saya.
selamat membaca.
Laptop sudah bukan merupakan barang mewah, laptop sudah menjadi kebutuhan untuk kita yg aktivitasnya padat terutama yg mobile. Kira2 model laptop seperti apa yg kamu inginkan di masa depan? Lihat aja gambarannya di bawah ini
Samsung Amoled
AMOLED merupakan konsep notebook dari Samsung yg memiliki desain unik, tipis, dan licin. Juga memiliki keyboard sentuh yang sensitif.
Vaio Zoom
Zoom vaio notebook ini memiliki layar kaca yang holographic transparan.
Traveller
Konsep utama laptop dari Traveler adalah sistem navigasi GPS, dengan penyimpanan internal untuk foto / data dan juga built-in fungsi geotag sehingga Anda selalu tahu di mana Anda mengambil foto.
Canova Dual Screen
Canova Dual Screen Laptop memiliki dua layar, multi layar sentuh dan sangat mudah digunakan. Tidak hanya bisa digunakan untuk menangani tugas-tugas komputasi anda sehari-hari tetapi juga dapat digunakan untuk membaca artikel di laptop.
Canvas Laptop
Canvas adalah konsep laptop futuristik yang digunakan untuk memberikan kualitas yang lebih baik bagi para desainer dengan fitur touchscreen yang sangat tipis.
Compenion
Konsep laptop Compenion yg dibuat oleh Felix Schmidberger terdiri dari dua layar OLED geser, yang salah satunya dapat digunakan sebagai keyboard.
LG Ecological
Konsep ekologi laptop LG menggunakan bahan bakar sel baterai dan fitur teknologi layar organik (OLED), konsep laptop ini menerima Penghargaan terbaik Red Dot untuk konsep desain.
Mac Tab
Keunggulan dari laptop MacTab adalah keyboard nirkabel yang tipis.
MacBook 0801
Konsep laptop Macbook 0801 oleh Isamu Sanada seperti versi hitamnya Macbook Air. Laptop ini memiliki sebuah keyboard ultra tipis dan desain yang sangat licin.
Descom
DesCom pada dasarnya two in one konsep laptop yang seamlessly terintegrasi di dalam meja.
bagi teman teman yang penasaran dengan gambar berikutnya bisa aja kasih komentar dan saya kan terbitkan gambar berikutnya sesuai dengan permintaan kalian.
bagi teman-teman yang butuh banget info tentang pendidikan langsung aja posting disini. saya akan bantu semampu saya.
selamat membaca.
Selasa, 06 April 2010
cara menganalisis butir soal
ANALISIS BUTIR SOAL
Direvisi kembali oleh: HENDRIYansyah
Abstrak
Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik maka perlu dilakukan analisis butir soal. Secara garis besar ada dua cara menganalisis soal, yaitu analisis soal secara kualitatif dan analisis soal secara kuantitatif.
Analisis soal secara kualitatif dilakukan sebelum diadakan ujicoba, yakni dengan cara mencermati butir-butir soal yang telah disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa. Sedangkan analisis soal secara kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi distraktor, dan reliabilitas.
Indeks Kesukaran soal yang ideal berkisar antara 0.30 – 0.70, indeks daya pembeda yang ideal adalah mendekati angka 1; distraktor berfungsi dengan baik apabila dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah, dan reliabilitas tes yang baik apabila memiliki indeks reliabilitas minimum 0.70.
Kata kunci : Indeks kesukaran, daya pembeda, fungsi distraktor dan reliabilitas
A. Pendahuluan
Sebagai alat ukur, suatu tes baru dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsi ukurnya apabila mampu memberikan hasil ukur yang cermat dan akurat. Tes yang hasil ukurnya tidak cermat atau tidak dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada objek ukurnya tidaklah banyak memberikan informasi yang berguna. Apalah arti sebuah tes prestasi apabila ia tidak mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang mempunyai sedikit kemampuan dan yang mempunyai lebih banyak kecakapan. Apalah guna sebuah tes prestasi yang sedemikian mudahnya sehingga semua siswa dapat menjawab semua soal dengan benar dan penguji kemudian tidak dapat membedakan antara mereka yang benar-benar menguasai pelajaran dan mereka yang menjawab benar semata-mata karena soal itu terlalu mudah. Manfaat apakah yang dapat diambil dari sebuah tes prestasi yang demikian sukarnya sehingga tidak seorangpun yang mampu menjawab satu soal pun dengan benar?.
Sebuah tes yang berisi soal-soal berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah yang sedikit akan jauh lebih berguna daripada sebuah tes yang berisi puluhan soal berkualitas rendah. Soal-soal yang berkualitas rendah tidak saja akan menurunkan fungsi tes akan tetapi akan memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
Oleh karena itu setiap tes yang telah selesai ditulis, masih harus diuji kualitasnya secara empirik. Soal-soalnya masih harus diuji dengan menggunakan data yang diperoleh melalui suatu prosedur try-out atau dari hasil pengenaan tes di kelas yang sesungguhnya (field tested). Dari data hasil pengenaan tes ini akan diperoleh bukti mengenai kualitas soal-soal tes yang bersangkutan. Kemudian dari hasil analisis terhadap data empirik ini pula diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Prosedur kerja dalam melakukan pengujian seluruh soal tes yang didasarkan pada data empirik tersebut dinamai prosedur analisis butir soal.
Dalam tulisan ini penulis akan memaparkan sebuah prosedur analisis butir soal dengan memusatkan pada teori tes klasik, dengan tujuan dapat memberikan sebuah wawasan bagi para penyusun tes prestasi, khususnya tes bentuk objektif, sehingga tes yang disusun akan menghasilkan butir-butir soal yang memiliki kualitas baik dilihat dari segi indeks kesukaran soal dan daya diskriminasi.
B. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis soal secara teoritik atau kualitatif dan analisis soal secara empiris atau analisis soal secara kuantitatif.
Analisis soal secara teoritik atau analisis kualitatif dilakukan sebelum diadakan ujicoba, yakni dengan cara mencermati butir-butir soal yang telah disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa (Mardapi, 2004: 130). Sedangkan analisis soal secara kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, distribusi jawaban, dan reliabilitas (Surapranata, 2005:10)
Pada pembahasan berikut penulis tidak akan membicarakan analisis soal secara kualitatif, akan tetapi difokuskan pada analisis soal secara kuantitatif yang meliputi parameter tingkat kesukaran soal, daya pembeda, fungsi distraktor, dan reliabilitas.
1. Indeks Kesukaran Soal
Sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar peserta didik ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas. Baik buruknya butir tes juga ditentukan oleh tingkat kesukaran butir tersebut, yang diperoleh dari analisis soal. Secara umum, menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya (1) proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linear, (3) indeks Davis, dan (4) skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan (Surapranata, 2005:12). Indeks kesukaran suatu soal dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan indeks kesukaran soal dan disimbolkan oleh huru p. Indeks kesukaran soal merupakan rasio antara penjawab soal dengan benar dan banyaknya penjawab soal. Secara teoretik dikatakan bahwa p sebenarnya merupakan probabilitas empirik untuk lulus soal tertentu bagi kelompok siswa tertentu. Formulasi indeks kesukaran soal adalah:
p = ni / N
Keterangan
p = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
ni = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah peserta tes
Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Suatu soal yang mempunyai p = 0, artinya soal itu terlalu sukar karena tidak ada peserta tes yang menjawab benar, sedangkan butir yang mempunyai harga p = 1, artinya soal itu terlalu mudah karena setiap peserta tes dapat menjawab dengan benar. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga p, butir soal tersebut semakin mudah. Hal demikian secara logis sebetulnya dikatakan tingkat kemudahan butir soal (Allen & Yen, 1979:120).
Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori seperti nampak pada tabel 1 :
Tabel 1 : Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai p Kategori
p < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p > 0,7 Mudah
Sebagai contoh, dari 80 orang siswa yang mengikuti tes ternyata soal nomor 1 dapat dijawab dengan benar oleh 60 orang siswa, sedangkan soal nomor 2 dijawab dengan benar oleh 25 orang siswa. Maka untuk soal nomor 1 ni = 60, dan p = 60/80 = 0,75, sedangkan untuk soal nomor 2, ni = 25 dan p = 25/80 = 0,31.
Dalam contoh di atas soal nomor 1 adalah lebih mudah daripada soal nomor 2 dikarenakan soal nomor 1 dapat dijawab oleh lebih banyak siswa (60 orang), sedangkan soal nomor 2 hanya dapat dijawab oleh 25 orang. Akan tetapi, p untuk soal nomor 1 angkanya lebih besar daripada p untuk soal nomor 2. Hal itu menunjukkan bahwa semakin besar angka p berarti soal yang bersangkutan semakin mudah dan sebaliknya semakin kecil p berarti soal yang bersangkutan semakin sukar.
Berapakah besar p yang ideal? Walaupun tidak selalu benar, namun umumnya p yang berada disekitar 0,50 dianggap yang terbaik. Kadang-kadang dikehendaki harga p yang lebih kecil daripada 0,50 (yaitu soalnya lebih sulit) (Azwar, 2005:137). Menurut Allen & Yen (1979:122) indek kesukaran sekitar 0,30 – 0,70 merupakan indeks kesukaran yang baik.
2. Indeks Daya Pembeda (Diskriminasi) Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan rendah). Fungsi dari daya beda itu adalah mendeteksi perbedaan individual yang sekecil-kecilnya di antara para subyek tes, sejalan dengan fungsi dan tujuan tes itu sendiri. Butir yang demikian dikatakan valid atau cermat (Azwar, 2005:137).
Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Kemampuan tinggi ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi dan kemampuan rendah ditunjukkan dengan dengan perolehan skor yang rendah. Indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah (Crocker & Algina, (1986). Pembagian kelompok menurut Kelley (1939), Crocker & Algina (1986) dalam Surapranata (2005:24), yang paling stabil dan sensitif serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Menurut Ebel (1979) kriteria indeks daya beda adalah sebagai berikut :
Tabel 2: Indeks Daya Pembeda Soal
Nilai D Kategori Keterangan
D ≥ 0,40 Sangat baik Diterima
0,30 ≤ D ≤ 0,39 Baik Perlu peningkatan
0,20 ≤ D ≤ 0,29 Cukup Perlu perbaikan
D ≤ 0,19 Tidak baik Dibuang
Sebagai contoh misalkan sebuah tes berjumlah 40 soal yang diikuti oleh 36 peserta tes, selanjutnya perolehan skor diurutkan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Teknik pembagian kelompok atas dan kelompok bawah dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 3 : Pembagian kelompok 27 % - 27 %.
No Peserta Tes Butir Soal/item Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Ahmad 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
2. Azizah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
3. Andi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
4. Asmawati 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
5. Asyifa 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
6. Aminah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
7. Aini 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7
8. Bahriah 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7
9. Bambang 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7
10. Budi 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7
11. Cinta 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
12. Choiriyah 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
13. Endang 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
14. Erna 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 6
15. Eniwati 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6
16. Farida 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6
17. Fitria 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
18. Farhan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
19. Fiqrah 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
20. Hani 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
21 Kemuning 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
22 Mardiana 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
23 Hesty 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4
24 Hamidah 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4
25 Jamilah 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4
26 Kenanga 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4
27 Mawar 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4
28 Melati 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4
29 Mukminah 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3
30 Maskanah 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 3
31 Murdiano 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
32 Joko 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3
33 Apriani 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
34 Basuki 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
35 Imas 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 3
36 Rahmati 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3
∑X 23
18
13
23
25
22
19
16
14
18
Jumlah Peserta Tes 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Tingkat kesukaran (p) 0.64 0.50 0.36 0.64 0.69 0.61 0.53 0.44 0.39 0.50
Formulasi yang digunakan untuk mencari indeks daya pembeda adalah: d = niT / NT – niR / NR
Keterangan:
niT = Banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok atas
NT = Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi
niR = Banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok rendah
NR = Banyaknya penjawab dari kelompok rendah
Dari tabel 2 di atas dapat dibagi dua kelompok, yaitu 10 peserta tes dari kelompok atas (27%) nomor peserta 1 sampai dengan 10, dan 27% kelompok bawah berjumlah 10 orang yaitu nomor 27 sampai dengan 36. dengan berdasarkan rumus indeks daya pembeda soal di atas, maka diperoleh indeks daya pembeda soal nomor 1 sampai 10 sebagai berikut:
Tabel 4: Kategori Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Soal Kelompok atas Kelompok bawah Daya Pembeda
1 0.80 0.30 0.50
2 0.80 0.60 0.20
3 0.70 0.70 0.00
4 0.90 0.70 0.20
5 0.90 0.20 0.70
6 0.90 0.30 0.60
7 1.00 0.20 0.80
8 0.00 0.80 -0.80
9 1.00 0.10 0.90
10 0.80 0.20 0.60
Kembali ke tingkat kesukaran seperti ditunjukkan pada tabel 4, dapat dilihat bahwa soal nomor 3 merupakan soal yang mudah bagi kelompok bawah maupun bagi kelompok atas. Perhitungan indeks daya pembeda pada soal nomor 3 diperoleh sebesar 0.00, hal ini dapat memberikan informasi bahwa soal nomor 3 tidak dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Sedangkan soal nomor 8 merupakan soal yang sangat mudah bagi kelompok bawah, tetapi sangat sukar bagi kelompok atas. Jika dilihat indeks daya pembeda sebesar -0.80 maka soal nomor 8 memiliki indeks daya beda yang sangat baik, tetapi terbalik. Tanda negatif pada soal nomor 8 menunjukkan bahwa peserta tes yang kemampuannya tinggi (kelompok atas) tidak dapat menjawab soal dengan benar, tetapi peserta tes kelompok bawah dapat menjawab dengan benar. Dengan demikian data tersebut menunjukkan bahwa soal 3 dan nomor 8 merupakan soal yang tidak baik. Data statistik menunjukkan bahwa soal nomor 1, 5, 6, 7, 9 dan nomor 10 merupakan soal yang memiliki indeks daya beda yang sangat baik, ditinjau dari segi daya pembeda soal, sedangkan soal nomor 2 dan nomor 4 merupakan soal yang cukup, akan tetapi perlu perbaikan.
Daya pembeda soal maksimal tercapai apabila seluruh peserta tes kelompok tinggi dapat menjawab dengan benar (niT = NT), sedangkan seluruh subjek kelompok rendah tidak seorang pun dapat menjawab dengan benar (niR = 0).
Dalam hal ini harga d = 1 – 0 = 1. Indeks daya pembeda soal sebesar 0 akan terjadi apabila proporsi penjawab benar dari kelompok tinggi dan dari kelompok rendah sama besarnya, yaitu ketika indeks kesukaran bagi kelompok tinggi sama besar dengan indeks kesukaran bagi kelompok rendah.
Secara matematis, indeks daya pembeda soal (d) besarnya akan berkisar mulai dari -1 sampai dengan +1,namun hanya harga d yang positif sajalah yang memiliki arti dalam analisis butir soal. Harga d yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa soal yang bersangkutan mempunyai daya pembeda yang rendah sedangkan harga d yang negatif menunjukkan bahwa soal yang bersangkutan tidak ada gunanya, bahwa memberikan informasi yang menyesatkan.
Indeks daya pembeda yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati angka 1, semakin besar indeks daya pembeda berarti soal tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang diujikan dan mereka yang tidak menguasai bahan. Semakin kecil indeks daya pembeda (mendekati 0) berarti semakin tidak jelaslah fungsi soal yang bersangkutan dalam membedakan mana subjek yang menguasai bahan pelajaran dan mana subjek yang tidak tahu apa-apa.
3. Fungsi Distraktor
Apabila dilihat strukturnya tes bentuk pilihan ganda terdiri atas dua bagian yaitu pokok soal atau stem yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan sejumlah kemungkinan jawaban atau option. Kemungkinan jawaban itu dibagi dua yaitu kunci jawaban dan pengecoh. Dari sekian banyak alternatif jawaban hanya terdapat satu yang paling benar yang dinamakan kunci jawaban, sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak benar dinamakan pengecoh atau distraktor (Surapranata, 2005:43)
Pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok rendah, sebaliknya apabila pengecoh banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok atas, maka pengecoh itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut Azwar (2005: 141) efektivitas distraktor dapat dilihat dari dua kriteria, yaitu ; (a) distraktor dipilih oleh peserta tes dari kelompok rendah, dan (b) pemilih distraktor tersebar relatif proporsional pada masing-masing distraktor yang ada. Lebih lanjut Surapranata (2005: 43) dan Sudijono (2005: 411 ) suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % dari peserta tes. Apabila pengecoh dipilih secara merata, maka termasuk pengecoh yang sangat baik. Dan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh peserta tes dari kelompok atas dibandingkan dengan kelompok bawah, maka termasuk pengecoh yang menyesatkan.
Berikut ini dikemukakan sebuah contoh bagaimana cara menganalisis fungsi distraktor. Misalnya sebuah tes diikuti oleh 50 orang peserta tes, bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 item, dimana setiap item dilengkapi dengan lima alternatif jawaban, yaitu A, B, C, D dan E. Dari 40 butir item tersebut khusus untuk butir item nomor 1, 2, dan 3 diperoleh pola penyebaran jawaban item sebagai berikut:
No. Soal Altenatif jawaban Keterangan
A B C D E
1 4 6 5 30* 5 * Kunci jawaban
2 1 44* 2 1 2
3 1 1 10* 1 37
Dengan pola penyebaran jawaban item sebagaimana tergambar pada tabel di atas, maka dengan mudah dapat diketahui berapa persen peserta tes yang telah “terkecoh” untuk memilih distraktor yang dipasangkan pada item 1, 2, dan 3, yaitu :
a. untuk item nomor 1, kunci jawabannya D, sedangkan pengecohnya adalah A, B, C dan E. Pengecoh A dipilih oleh 4 orang, berarti 4/50x100% = 8%. Jadi pengecoh A sudah dapat berfungsi dengan baik, sebab angka persentasenya lebih dari 5%. Pengecoh B dipilih oleh 6 orang, berarti 6/50x100% = 12% (telah berfungsi dengan baik). Pengecoh C dipilih oleh 5 orang, berarti 5/50x100% = 10 % (telah berfungsi dengan baik). Pengecoh E dipilih oleh 5 orang = 10% (telah berfungsi dengan baik). Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 1 sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Untuk item nomor 2 kunci jawabannya adalah B, sebagai pengecohnya adalah : A, C, D, dan E. Pengecoh A dipilih 1 orang, berarti 1/50x100% = 2% (belum berfungsi), pengecoh C dipilih 2 orang berarti 2/50x100% = 4% (belum berfungsi), pengecoh D dipilih 1 orang = 2% (belum berfungsi), dan pengecoh E dipilih 2 orang yang berarti juga 4% (belum berfungsi). Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan di item nomor 2 belum dapat menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan.
c. Untuk item nomor 3, kuncinya adalah C, sebagai pengecoh adalah ; A, B, D dan E. Pengecoh A, B, dan D masing-masing dipilih oleh 1 orang (=2%) berarti ketiga pengecoh itu belum berfungsi. Adapun pengecoh E dipilih oleh 37 orang, berarti 37/50x100% = 74% (telah berfungsi dengan baik). Jadi soal nomor tiga hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
4. Reliabilitas
Penekanan utama dalam mengumpulkan data untuk menentukan reliabilitas tes adalah pada konsistensi dihubungkan dengan reliabilitas skor atau reliabilitas penilai. Reliabilitas skor berarti bahwa jika suatu tes telah diadministrasikan pada penempuh ujian untuk kedua kalinya, maka penempuh ujian akan tetap memperoleh skor yang sama dengan pengadministrasian yang pertama. Salah satu cara para spesialis pengukuran dalam menentukan reliabilitas skor tes adalah melalui tes standar. Jika penempuh ujian diuji kembali, mereka harus melengkapi tugas yang sama persis dalam kondisi yang juga persis sama. Hal ini akan membantu dalam pencapaian hasil tes yang konsisten.
Indeks reliabilitas soal dikatakan baik adalah minimum 0.70 (Mardapi, 2004: 119). Reliabilitas memiliki dua keajegan, pertama adalah keajegan internal yakni tingkat sejauhmana tingkat butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua adalah keajegan eksternal yakni tingkat sejauhmana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah.
Untuk dapat mengestimasi reliabilitas terdapat beberapa metode reliabilitas yaitu (1), test-retest atau stabilitas (2) pararel atau ekuivalen, (3) split-half atau belah dua, (4) interval consintency (Surapranata, 2005: 90). Pada saat sekarang sejalan dengan kecanggihan teknologi dengan bantuan komputer program Iteman dari MicroCAT, akan dengan mudah dan cepat untuk menghitung indeks reliabilitas tes hasil belajar. Berikut adalah hasil dari penghitungan sebuah tes (data tidak disampaikan disini) ujicoba tes hasil belajar mata pelajaran fiqih kelas VII MTs di Yogyakarta guna mencari reliabilitas tes.
Tabel 5: Mencari Reliabilitas dengan Komputer
Dari hasil analisis program Iteman dapat dilihat bahwa koefisien alpha sebesar 0.668. hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut secara keseluruhan belum reliabel, sebab koefisien alpha kurang dari 0.70.
Secara manual berikut ini penulis sajikan salah satu teknik menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan persamaan test-retest.
Tabel 6: Perhitungan reliabilitas dengan test-retest methods
No Peserta Tes Pertama Tes Kedua X12 X22 X1X2
X1 X2
1. Ahmad 31 36 961 1296 1116
2. Azizah 30 35 900 1225 1050
3. Andi 30 34 900 1156 1020
4. Asmawati 30 35 900 1225 1050
5. Asyifa 31 33 961 1089 1023
6. Aminah 29 35 841 1225 1015
7. Aini 30 36 900 1296 1080
8. Bahriah 16 40 256 1600 640
9. Bambang 14 32 196 1024 448
10. Budi 16 33 256 1089 528
11. Cinta 18 31 324 961 558
12. Choiriyah 12 36 144 1296 432
13. Endang 13 21 169 441 273
14. Erna 15 26 225 676 390
15. Eniwati 11 25 121 625 275
16. Farida 13 27 169 729 351
17. Fitria 12 15 144 225 180
18. Farhan 9 14 81 196 126
19. Fiqrah 11 16 121 256 176
20. Hani 13 18 169 324 234
21. Kemuning 12 15 144 225 180
22. Mardiana 21 18 441 324 378
23. Hesty 15 9 225 81 135
24. Hamidah 15 7 225 49 105
25. Jamilah 9 12 81 144 108
26. Kenangan 10 8 100 64 80
27. Mawar 10 8 100 64 80
28. Melati 16 11 256 121 176
29. Mukminah 13 11 169 121 143
30. Maskanah 11 11 121 121 121
31. Murdiano 13 16 169 256 208
32. Joko 15 18 225 324 270
33. Apriani 9 8 81 64 72
34. Basuki 6 8 36 64 48
35. Badrun 3 4 9 16 12
36. Rahmati 4 5 16 25 20
∑ 566 747 11136 20017 14101
Dari tabel di atas diperoleh jumlah skor masing-masing tes : ∑X1= 566; ∑X2 = 747; ∑X12 = 11136; ∑X22 = 20017 dan ∑X1X2 = 14101, selanjutnya menentukan korelasi antara tes I dan tes II sebagai berikut:
=
=
= 0.7413
Reliabilitas hasil perhitungan adalah = 0.7413. Angka ini menunjukkan bahwa tes pertama dengan tes kedua telah menunjukkan reliabilitas yang cukup baik, karena lebih dari 0.70.
C. Kesimpulan
Dari uraian tentang analisis butir soal di atas, dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Indeks kesukaran butir soal yang ideal berkisar antara 0.30 – 0.70;
2. Indeks daya pembeda soal yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati angka 1, semakin besar indeks daya pembeda berarti soal tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang diujikan dan mereka yang tidak menguasai bahan;
3. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % dari peserta tes. Apabila pengecoh dipilih secara merata, maka termasuk pengecoh yang sangat baik. Dan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh peserta tes dari kelompok atas dibandingkan dengan kelompok bawah, maka termasuk pengecoh yang menyesatkan.
4. Reliabilitas memiliki dua keajegan, pertama adalah keajegan internal yakni tingkat sejauhmana tingkat butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua adalah keajegan eksternal yakni tingkat sejauhmana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah. Reliabilitas soal dikatakan baik apabila memiliki indeks minimum 0.70.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M.J. and Yen, W. (1979). Introduction to Measurement Theory. Monterey: Brooks/Cole Publishing Company.
Azwar, S. (2005). Tes prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Ebel, R. L. (1979). Essentials of Educational Measurement. (2nd ed.). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Mardapi, D., (2004). Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY
Sudijono, A., (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafinfo Persada.
Surapranata, S., (2005). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Implementasi kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Direvisi kembali oleh: HENDRIYansyah
Abstrak
Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik maka perlu dilakukan analisis butir soal. Secara garis besar ada dua cara menganalisis soal, yaitu analisis soal secara kualitatif dan analisis soal secara kuantitatif.
Analisis soal secara kualitatif dilakukan sebelum diadakan ujicoba, yakni dengan cara mencermati butir-butir soal yang telah disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa. Sedangkan analisis soal secara kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi distraktor, dan reliabilitas.
Indeks Kesukaran soal yang ideal berkisar antara 0.30 – 0.70, indeks daya pembeda yang ideal adalah mendekati angka 1; distraktor berfungsi dengan baik apabila dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah, dan reliabilitas tes yang baik apabila memiliki indeks reliabilitas minimum 0.70.
Kata kunci : Indeks kesukaran, daya pembeda, fungsi distraktor dan reliabilitas
A. Pendahuluan
Sebagai alat ukur, suatu tes baru dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsi ukurnya apabila mampu memberikan hasil ukur yang cermat dan akurat. Tes yang hasil ukurnya tidak cermat atau tidak dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada objek ukurnya tidaklah banyak memberikan informasi yang berguna. Apalah arti sebuah tes prestasi apabila ia tidak mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang mempunyai sedikit kemampuan dan yang mempunyai lebih banyak kecakapan. Apalah guna sebuah tes prestasi yang sedemikian mudahnya sehingga semua siswa dapat menjawab semua soal dengan benar dan penguji kemudian tidak dapat membedakan antara mereka yang benar-benar menguasai pelajaran dan mereka yang menjawab benar semata-mata karena soal itu terlalu mudah. Manfaat apakah yang dapat diambil dari sebuah tes prestasi yang demikian sukarnya sehingga tidak seorangpun yang mampu menjawab satu soal pun dengan benar?.
Sebuah tes yang berisi soal-soal berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah yang sedikit akan jauh lebih berguna daripada sebuah tes yang berisi puluhan soal berkualitas rendah. Soal-soal yang berkualitas rendah tidak saja akan menurunkan fungsi tes akan tetapi akan memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
Oleh karena itu setiap tes yang telah selesai ditulis, masih harus diuji kualitasnya secara empirik. Soal-soalnya masih harus diuji dengan menggunakan data yang diperoleh melalui suatu prosedur try-out atau dari hasil pengenaan tes di kelas yang sesungguhnya (field tested). Dari data hasil pengenaan tes ini akan diperoleh bukti mengenai kualitas soal-soal tes yang bersangkutan. Kemudian dari hasil analisis terhadap data empirik ini pula diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Prosedur kerja dalam melakukan pengujian seluruh soal tes yang didasarkan pada data empirik tersebut dinamai prosedur analisis butir soal.
Dalam tulisan ini penulis akan memaparkan sebuah prosedur analisis butir soal dengan memusatkan pada teori tes klasik, dengan tujuan dapat memberikan sebuah wawasan bagi para penyusun tes prestasi, khususnya tes bentuk objektif, sehingga tes yang disusun akan menghasilkan butir-butir soal yang memiliki kualitas baik dilihat dari segi indeks kesukaran soal dan daya diskriminasi.
B. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis soal secara teoritik atau kualitatif dan analisis soal secara empiris atau analisis soal secara kuantitatif.
Analisis soal secara teoritik atau analisis kualitatif dilakukan sebelum diadakan ujicoba, yakni dengan cara mencermati butir-butir soal yang telah disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa (Mardapi, 2004: 130). Sedangkan analisis soal secara kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, distribusi jawaban, dan reliabilitas (Surapranata, 2005:10)
Pada pembahasan berikut penulis tidak akan membicarakan analisis soal secara kualitatif, akan tetapi difokuskan pada analisis soal secara kuantitatif yang meliputi parameter tingkat kesukaran soal, daya pembeda, fungsi distraktor, dan reliabilitas.
1. Indeks Kesukaran Soal
Sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar peserta didik ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas. Baik buruknya butir tes juga ditentukan oleh tingkat kesukaran butir tersebut, yang diperoleh dari analisis soal. Secara umum, menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya (1) proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linear, (3) indeks Davis, dan (4) skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan (Surapranata, 2005:12). Indeks kesukaran suatu soal dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan indeks kesukaran soal dan disimbolkan oleh huru p. Indeks kesukaran soal merupakan rasio antara penjawab soal dengan benar dan banyaknya penjawab soal. Secara teoretik dikatakan bahwa p sebenarnya merupakan probabilitas empirik untuk lulus soal tertentu bagi kelompok siswa tertentu. Formulasi indeks kesukaran soal adalah:
p = ni / N
Keterangan
p = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
ni = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah peserta tes
Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Suatu soal yang mempunyai p = 0, artinya soal itu terlalu sukar karena tidak ada peserta tes yang menjawab benar, sedangkan butir yang mempunyai harga p = 1, artinya soal itu terlalu mudah karena setiap peserta tes dapat menjawab dengan benar. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga p, butir soal tersebut semakin mudah. Hal demikian secara logis sebetulnya dikatakan tingkat kemudahan butir soal (Allen & Yen, 1979:120).
Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori seperti nampak pada tabel 1 :
Tabel 1 : Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai p Kategori
p < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p > 0,7 Mudah
Sebagai contoh, dari 80 orang siswa yang mengikuti tes ternyata soal nomor 1 dapat dijawab dengan benar oleh 60 orang siswa, sedangkan soal nomor 2 dijawab dengan benar oleh 25 orang siswa. Maka untuk soal nomor 1 ni = 60, dan p = 60/80 = 0,75, sedangkan untuk soal nomor 2, ni = 25 dan p = 25/80 = 0,31.
Dalam contoh di atas soal nomor 1 adalah lebih mudah daripada soal nomor 2 dikarenakan soal nomor 1 dapat dijawab oleh lebih banyak siswa (60 orang), sedangkan soal nomor 2 hanya dapat dijawab oleh 25 orang. Akan tetapi, p untuk soal nomor 1 angkanya lebih besar daripada p untuk soal nomor 2. Hal itu menunjukkan bahwa semakin besar angka p berarti soal yang bersangkutan semakin mudah dan sebaliknya semakin kecil p berarti soal yang bersangkutan semakin sukar.
Berapakah besar p yang ideal? Walaupun tidak selalu benar, namun umumnya p yang berada disekitar 0,50 dianggap yang terbaik. Kadang-kadang dikehendaki harga p yang lebih kecil daripada 0,50 (yaitu soalnya lebih sulit) (Azwar, 2005:137). Menurut Allen & Yen (1979:122) indek kesukaran sekitar 0,30 – 0,70 merupakan indeks kesukaran yang baik.
2. Indeks Daya Pembeda (Diskriminasi) Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan rendah). Fungsi dari daya beda itu adalah mendeteksi perbedaan individual yang sekecil-kecilnya di antara para subyek tes, sejalan dengan fungsi dan tujuan tes itu sendiri. Butir yang demikian dikatakan valid atau cermat (Azwar, 2005:137).
Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Kemampuan tinggi ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi dan kemampuan rendah ditunjukkan dengan dengan perolehan skor yang rendah. Indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah (Crocker & Algina, (1986). Pembagian kelompok menurut Kelley (1939), Crocker & Algina (1986) dalam Surapranata (2005:24), yang paling stabil dan sensitif serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Menurut Ebel (1979) kriteria indeks daya beda adalah sebagai berikut :
Tabel 2: Indeks Daya Pembeda Soal
Nilai D Kategori Keterangan
D ≥ 0,40 Sangat baik Diterima
0,30 ≤ D ≤ 0,39 Baik Perlu peningkatan
0,20 ≤ D ≤ 0,29 Cukup Perlu perbaikan
D ≤ 0,19 Tidak baik Dibuang
Sebagai contoh misalkan sebuah tes berjumlah 40 soal yang diikuti oleh 36 peserta tes, selanjutnya perolehan skor diurutkan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Teknik pembagian kelompok atas dan kelompok bawah dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 3 : Pembagian kelompok 27 % - 27 %.
No Peserta Tes Butir Soal/item Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Ahmad 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
2. Azizah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
3. Andi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
4. Asmawati 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8
5. Asyifa 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
6. Aminah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
7. Aini 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7
8. Bahriah 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7
9. Bambang 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7
10. Budi 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7
11. Cinta 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
12. Choiriyah 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
13. Endang 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6
14. Erna 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 6
15. Eniwati 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6
16. Farida 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6
17. Fitria 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
18. Farhan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
19. Fiqrah 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
20. Hani 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
21 Kemuning 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
22 Mardiana 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
23 Hesty 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4
24 Hamidah 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4
25 Jamilah 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4
26 Kenanga 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4
27 Mawar 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4
28 Melati 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4
29 Mukminah 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3
30 Maskanah 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 3
31 Murdiano 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
32 Joko 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3
33 Apriani 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
34 Basuki 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
35 Imas 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 3
36 Rahmati 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3
∑X 23
18
13
23
25
22
19
16
14
18
Jumlah Peserta Tes 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Tingkat kesukaran (p) 0.64 0.50 0.36 0.64 0.69 0.61 0.53 0.44 0.39 0.50
Formulasi yang digunakan untuk mencari indeks daya pembeda adalah: d = niT / NT – niR / NR
Keterangan:
niT = Banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok atas
NT = Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi
niR = Banyaknya penjawab soal dengan benar dari kelompok rendah
NR = Banyaknya penjawab dari kelompok rendah
Dari tabel 2 di atas dapat dibagi dua kelompok, yaitu 10 peserta tes dari kelompok atas (27%) nomor peserta 1 sampai dengan 10, dan 27% kelompok bawah berjumlah 10 orang yaitu nomor 27 sampai dengan 36. dengan berdasarkan rumus indeks daya pembeda soal di atas, maka diperoleh indeks daya pembeda soal nomor 1 sampai 10 sebagai berikut:
Tabel 4: Kategori Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Soal Kelompok atas Kelompok bawah Daya Pembeda
1 0.80 0.30 0.50
2 0.80 0.60 0.20
3 0.70 0.70 0.00
4 0.90 0.70 0.20
5 0.90 0.20 0.70
6 0.90 0.30 0.60
7 1.00 0.20 0.80
8 0.00 0.80 -0.80
9 1.00 0.10 0.90
10 0.80 0.20 0.60
Kembali ke tingkat kesukaran seperti ditunjukkan pada tabel 4, dapat dilihat bahwa soal nomor 3 merupakan soal yang mudah bagi kelompok bawah maupun bagi kelompok atas. Perhitungan indeks daya pembeda pada soal nomor 3 diperoleh sebesar 0.00, hal ini dapat memberikan informasi bahwa soal nomor 3 tidak dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Sedangkan soal nomor 8 merupakan soal yang sangat mudah bagi kelompok bawah, tetapi sangat sukar bagi kelompok atas. Jika dilihat indeks daya pembeda sebesar -0.80 maka soal nomor 8 memiliki indeks daya beda yang sangat baik, tetapi terbalik. Tanda negatif pada soal nomor 8 menunjukkan bahwa peserta tes yang kemampuannya tinggi (kelompok atas) tidak dapat menjawab soal dengan benar, tetapi peserta tes kelompok bawah dapat menjawab dengan benar. Dengan demikian data tersebut menunjukkan bahwa soal 3 dan nomor 8 merupakan soal yang tidak baik. Data statistik menunjukkan bahwa soal nomor 1, 5, 6, 7, 9 dan nomor 10 merupakan soal yang memiliki indeks daya beda yang sangat baik, ditinjau dari segi daya pembeda soal, sedangkan soal nomor 2 dan nomor 4 merupakan soal yang cukup, akan tetapi perlu perbaikan.
Daya pembeda soal maksimal tercapai apabila seluruh peserta tes kelompok tinggi dapat menjawab dengan benar (niT = NT), sedangkan seluruh subjek kelompok rendah tidak seorang pun dapat menjawab dengan benar (niR = 0).
Dalam hal ini harga d = 1 – 0 = 1. Indeks daya pembeda soal sebesar 0 akan terjadi apabila proporsi penjawab benar dari kelompok tinggi dan dari kelompok rendah sama besarnya, yaitu ketika indeks kesukaran bagi kelompok tinggi sama besar dengan indeks kesukaran bagi kelompok rendah.
Secara matematis, indeks daya pembeda soal (d) besarnya akan berkisar mulai dari -1 sampai dengan +1,namun hanya harga d yang positif sajalah yang memiliki arti dalam analisis butir soal. Harga d yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa soal yang bersangkutan mempunyai daya pembeda yang rendah sedangkan harga d yang negatif menunjukkan bahwa soal yang bersangkutan tidak ada gunanya, bahwa memberikan informasi yang menyesatkan.
Indeks daya pembeda yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati angka 1, semakin besar indeks daya pembeda berarti soal tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang diujikan dan mereka yang tidak menguasai bahan. Semakin kecil indeks daya pembeda (mendekati 0) berarti semakin tidak jelaslah fungsi soal yang bersangkutan dalam membedakan mana subjek yang menguasai bahan pelajaran dan mana subjek yang tidak tahu apa-apa.
3. Fungsi Distraktor
Apabila dilihat strukturnya tes bentuk pilihan ganda terdiri atas dua bagian yaitu pokok soal atau stem yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan sejumlah kemungkinan jawaban atau option. Kemungkinan jawaban itu dibagi dua yaitu kunci jawaban dan pengecoh. Dari sekian banyak alternatif jawaban hanya terdapat satu yang paling benar yang dinamakan kunci jawaban, sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak benar dinamakan pengecoh atau distraktor (Surapranata, 2005:43)
Pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok rendah, sebaliknya apabila pengecoh banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok atas, maka pengecoh itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut Azwar (2005: 141) efektivitas distraktor dapat dilihat dari dua kriteria, yaitu ; (a) distraktor dipilih oleh peserta tes dari kelompok rendah, dan (b) pemilih distraktor tersebar relatif proporsional pada masing-masing distraktor yang ada. Lebih lanjut Surapranata (2005: 43) dan Sudijono (2005: 411 ) suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % dari peserta tes. Apabila pengecoh dipilih secara merata, maka termasuk pengecoh yang sangat baik. Dan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh peserta tes dari kelompok atas dibandingkan dengan kelompok bawah, maka termasuk pengecoh yang menyesatkan.
Berikut ini dikemukakan sebuah contoh bagaimana cara menganalisis fungsi distraktor. Misalnya sebuah tes diikuti oleh 50 orang peserta tes, bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 item, dimana setiap item dilengkapi dengan lima alternatif jawaban, yaitu A, B, C, D dan E. Dari 40 butir item tersebut khusus untuk butir item nomor 1, 2, dan 3 diperoleh pola penyebaran jawaban item sebagai berikut:
No. Soal Altenatif jawaban Keterangan
A B C D E
1 4 6 5 30* 5 * Kunci jawaban
2 1 44* 2 1 2
3 1 1 10* 1 37
Dengan pola penyebaran jawaban item sebagaimana tergambar pada tabel di atas, maka dengan mudah dapat diketahui berapa persen peserta tes yang telah “terkecoh” untuk memilih distraktor yang dipasangkan pada item 1, 2, dan 3, yaitu :
a. untuk item nomor 1, kunci jawabannya D, sedangkan pengecohnya adalah A, B, C dan E. Pengecoh A dipilih oleh 4 orang, berarti 4/50x100% = 8%. Jadi pengecoh A sudah dapat berfungsi dengan baik, sebab angka persentasenya lebih dari 5%. Pengecoh B dipilih oleh 6 orang, berarti 6/50x100% = 12% (telah berfungsi dengan baik). Pengecoh C dipilih oleh 5 orang, berarti 5/50x100% = 10 % (telah berfungsi dengan baik). Pengecoh E dipilih oleh 5 orang = 10% (telah berfungsi dengan baik). Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 1 sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Untuk item nomor 2 kunci jawabannya adalah B, sebagai pengecohnya adalah : A, C, D, dan E. Pengecoh A dipilih 1 orang, berarti 1/50x100% = 2% (belum berfungsi), pengecoh C dipilih 2 orang berarti 2/50x100% = 4% (belum berfungsi), pengecoh D dipilih 1 orang = 2% (belum berfungsi), dan pengecoh E dipilih 2 orang yang berarti juga 4% (belum berfungsi). Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan di item nomor 2 belum dapat menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan.
c. Untuk item nomor 3, kuncinya adalah C, sebagai pengecoh adalah ; A, B, D dan E. Pengecoh A, B, dan D masing-masing dipilih oleh 1 orang (=2%) berarti ketiga pengecoh itu belum berfungsi. Adapun pengecoh E dipilih oleh 37 orang, berarti 37/50x100% = 74% (telah berfungsi dengan baik). Jadi soal nomor tiga hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
4. Reliabilitas
Penekanan utama dalam mengumpulkan data untuk menentukan reliabilitas tes adalah pada konsistensi dihubungkan dengan reliabilitas skor atau reliabilitas penilai. Reliabilitas skor berarti bahwa jika suatu tes telah diadministrasikan pada penempuh ujian untuk kedua kalinya, maka penempuh ujian akan tetap memperoleh skor yang sama dengan pengadministrasian yang pertama. Salah satu cara para spesialis pengukuran dalam menentukan reliabilitas skor tes adalah melalui tes standar. Jika penempuh ujian diuji kembali, mereka harus melengkapi tugas yang sama persis dalam kondisi yang juga persis sama. Hal ini akan membantu dalam pencapaian hasil tes yang konsisten.
Indeks reliabilitas soal dikatakan baik adalah minimum 0.70 (Mardapi, 2004: 119). Reliabilitas memiliki dua keajegan, pertama adalah keajegan internal yakni tingkat sejauhmana tingkat butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua adalah keajegan eksternal yakni tingkat sejauhmana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah.
Untuk dapat mengestimasi reliabilitas terdapat beberapa metode reliabilitas yaitu (1), test-retest atau stabilitas (2) pararel atau ekuivalen, (3) split-half atau belah dua, (4) interval consintency (Surapranata, 2005: 90). Pada saat sekarang sejalan dengan kecanggihan teknologi dengan bantuan komputer program Iteman dari MicroCAT, akan dengan mudah dan cepat untuk menghitung indeks reliabilitas tes hasil belajar. Berikut adalah hasil dari penghitungan sebuah tes (data tidak disampaikan disini) ujicoba tes hasil belajar mata pelajaran fiqih kelas VII MTs di Yogyakarta guna mencari reliabilitas tes.
Tabel 5: Mencari Reliabilitas dengan Komputer
Dari hasil analisis program Iteman dapat dilihat bahwa koefisien alpha sebesar 0.668. hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut secara keseluruhan belum reliabel, sebab koefisien alpha kurang dari 0.70.
Secara manual berikut ini penulis sajikan salah satu teknik menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan persamaan test-retest.
Tabel 6: Perhitungan reliabilitas dengan test-retest methods
No Peserta Tes Pertama Tes Kedua X12 X22 X1X2
X1 X2
1. Ahmad 31 36 961 1296 1116
2. Azizah 30 35 900 1225 1050
3. Andi 30 34 900 1156 1020
4. Asmawati 30 35 900 1225 1050
5. Asyifa 31 33 961 1089 1023
6. Aminah 29 35 841 1225 1015
7. Aini 30 36 900 1296 1080
8. Bahriah 16 40 256 1600 640
9. Bambang 14 32 196 1024 448
10. Budi 16 33 256 1089 528
11. Cinta 18 31 324 961 558
12. Choiriyah 12 36 144 1296 432
13. Endang 13 21 169 441 273
14. Erna 15 26 225 676 390
15. Eniwati 11 25 121 625 275
16. Farida 13 27 169 729 351
17. Fitria 12 15 144 225 180
18. Farhan 9 14 81 196 126
19. Fiqrah 11 16 121 256 176
20. Hani 13 18 169 324 234
21. Kemuning 12 15 144 225 180
22. Mardiana 21 18 441 324 378
23. Hesty 15 9 225 81 135
24. Hamidah 15 7 225 49 105
25. Jamilah 9 12 81 144 108
26. Kenangan 10 8 100 64 80
27. Mawar 10 8 100 64 80
28. Melati 16 11 256 121 176
29. Mukminah 13 11 169 121 143
30. Maskanah 11 11 121 121 121
31. Murdiano 13 16 169 256 208
32. Joko 15 18 225 324 270
33. Apriani 9 8 81 64 72
34. Basuki 6 8 36 64 48
35. Badrun 3 4 9 16 12
36. Rahmati 4 5 16 25 20
∑ 566 747 11136 20017 14101
Dari tabel di atas diperoleh jumlah skor masing-masing tes : ∑X1= 566; ∑X2 = 747; ∑X12 = 11136; ∑X22 = 20017 dan ∑X1X2 = 14101, selanjutnya menentukan korelasi antara tes I dan tes II sebagai berikut:
=
=
= 0.7413
Reliabilitas hasil perhitungan adalah = 0.7413. Angka ini menunjukkan bahwa tes pertama dengan tes kedua telah menunjukkan reliabilitas yang cukup baik, karena lebih dari 0.70.
C. Kesimpulan
Dari uraian tentang analisis butir soal di atas, dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Indeks kesukaran butir soal yang ideal berkisar antara 0.30 – 0.70;
2. Indeks daya pembeda soal yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati angka 1, semakin besar indeks daya pembeda berarti soal tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang diujikan dan mereka yang tidak menguasai bahan;
3. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % dari peserta tes. Apabila pengecoh dipilih secara merata, maka termasuk pengecoh yang sangat baik. Dan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh peserta tes dari kelompok atas dibandingkan dengan kelompok bawah, maka termasuk pengecoh yang menyesatkan.
4. Reliabilitas memiliki dua keajegan, pertama adalah keajegan internal yakni tingkat sejauhmana tingkat butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Keajegan kedua adalah keajegan eksternal yakni tingkat sejauhmana skor dihasilkan tetap sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah. Reliabilitas soal dikatakan baik apabila memiliki indeks minimum 0.70.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M.J. and Yen, W. (1979). Introduction to Measurement Theory. Monterey: Brooks/Cole Publishing Company.
Azwar, S. (2005). Tes prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Ebel, R. L. (1979). Essentials of Educational Measurement. (2nd ed.). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Mardapi, D., (2004). Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY
Sudijono, A., (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafinfo Persada.
Surapranata, S., (2005). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Implementasi kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
sejarah labtop
Meski sudah banyak yang menggunakan Laptop, saya yakin masih sedikit yang tahu tentang Sejarah Laptop yang bermula dari Komputer. Kini laptop hadir dengan berbagai ukuran, tipis maupun yang berukuran 8″ dengan berat tak sampai 1kilogram. Berikut sejarahnya;
Ide Komputer
Sebelum laptop secara teknik diperkenalkan, ide tentang komputer yang mudah dipindahkan telah dikemukakan oleh Alan Kay. Hal ini terlihat pada konsep Dynabook yang dikembangkan oleh Xerox PARC (Palo Alto Research Centre) pada awal tahun 1970-an. Konsep ini merupakan pengembangan dari prototype Alto yang juga dilakukan oleh Xerox PARC.
Laptop
Komputer portable pertama yang dipasarkan secara komersial adalah Osborne 1, yang dikembangkan pada tahun 1981. komputer ini merupakan komputer pertama yang dapat dibawa kemana saja walaupun saat menggunakannya kita harus menghubungkannya dengan listrik rumah. Dengan layar CRT yang tipis berukuran 5” dan berat 23,5 pound (12 kg), komputer ini menggunakan CP/M Operating System dan dilengkapi dengan CPU 4 MHz Z80, memory utama 65 kilobyte, dan floppy disk drive.
Compaq
Pada 1983 Compaq mengeluarkan produk pertamanya yang juga cukup sukses, yaitu Compaq Portable. Produk ini merupakan komputer kloning IBM, karena pada saat itu IBM merupakan program standar untuk semua komputer. Komputer ini lebih mudah dibawa jika dibandingkan dengan Osborne 1 karena lebih ringan. Sistim operasi yang digunakan sama dengan Osborne 1, yaitu CP/M OS. Selain itu komputer ini juga menjalankan program Ms-DOS.
Epson
Komputer lain yang juga dikeluarkan pada tahun ini adalah Epson HX-20. Produk ini sebenarnya mulai dikembangkan pada tahun 1981, namun peluncurannya baru dilaksanakan pada tahun 1983. Komputer yang masuk dalam kategori handheld computer ini menggunakan keyboard penuh dengan 68 kunci, baterai nickel cadmium (NiCD) yang dapat diisi ulang, layar LCD dot-matrix dengan resolusi 120 x 32 pixel. Layar ini mampu menampilkan 4 baris kalimat dengan masing-masing baris berisi 20 karakter. Selain itu juga terdapat Ms-BASIC dan RAM sebesar 16 kibibyte yang dapat diperbesar menjadi 32 kibibyte.
Keberadaan laptop yang dapat diperdebatkan dimulai dengan peluncuran GRID Compas 1101 pada bulan April 1982. Komputer ini di disain oleh Bill Moggridge dari British Industrial pada tahun 1979. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah campuran magnesium dengan mengambil model kulit kerang (Clamshell). Dengan model ini komputer dapat ditutup dengan posisi layar berada di atas dan berhadapan dengan keyboard.
Laptop
Laptop ini menggunakan prosesor Intel 8086, layar electroluminescent (CGA) dengan resolusi 320 x 200 pixel, dan bubble memory sebesar 384 kilobyte. Selain itu juga menggunakan modem dengan kecepatan 1200 bit per detik. Hardrive dan floppy disk dihubungkan dengan menggunakan 488 I/O (dikenal dengan istilah GPIB = General Purpose Instrumental Bus). Sistem operasi yang digunakan adalah GRID-OS.
Komputer yang dikeluarkan oleh GRID System Corp. ini, selama tahun 1980-an digunakan oleh NASA dan tentara AS. Pada tahun 1988 GRIDD System Corp. diambil alih oleh Tandy Corporation (RadioShack).
Pada tahun 1983 dikeluarkan komputer baru yang baru terjual sekitar tahun 1984, yaitu Sharp PC-500 dan Gavilan SC. Gavilan adalah komputer portabel pertama yang menggunakan nama ‘laptop’. Kedua komputer ini menggunakan model yang sama dengan GRID Compass, yaitu model kulit kerang. Selain itu keduanya juga menggunakan layar LCD dan dapat dihubungkan dengan printer optional.
Terlaris
Pada tahun 1983 juga diluncurkan sebuah komputer yang mampu melakukan penjualan terbanyak untuk pertama kalinya sepanjang sejarah laptop, yaitu Kyocera Kyotronic 85. Laptop ini dengan cepat dilisensi oleh Tandy Corp., Olivetti, dan NEC. Mereka melihat komputer ini mempunyai potensi yang besar untuk sukses seperti halnya TRS-80 Model 100 (atau Tandy 100), Olivetti M-10, NEC PC-8201.
Mesin ini dioperasikan dengan menggunakan baterai AA standar. Tandy melengkapinya dengan program BASIC, teks editor, dan program terminal, yang disediakan oleh Microsoft dan ditulis langsung oleh Bill Gates. Selain itu diaplikasikan juga layar LCD tiltable dengan 8 x 40 karakter dan internal modem.
Dilihat dari segi kemudahan dalam membawanya, daya tahan baterai dan pemakaian yang lama, serta harganya yang murah, komputer ini menjadi favorit para wartawan. Berat laptop ini tidak lebih dari 2 kg, dengan dimensi 30 x 21.5 x 4.5 cm (12” x 8.5” x 1.75”).Selain itu laptop ini menggunakan RAM sebesar 8 KiB yang bisa dinaikkan menjadi 24 KiB, dan prosesor 3 MHz.
IBM
Pada tanggal 3 April 1986 IBM meluncurkan laptopnya yang pertama dengan tujuan komersial, yaitu IBM PC Convertible. Laptop ini dilengkapi dengan 3.5” floppy disk drive yang merupakan perangkat standar. Prosesor yang digunakan adalah Intel 80c88, yang merupakan versi CMOS dari Intel 8088, yang beroperasi pada 4.77 MHz. Di dalamnya juga terdapat RAM sebesar 256 KiB yang dapat diperbesar menjadi 512 KiB. Dengan layar LCD dan berat 13 pound, komputer ini dilengkapi dengan pegangan yang memudahkannya untuk dibawa. Laptop ini menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya.
Paa tahun 1987 Toshiba meluncurkan dua buah produk sekaligus, yaitu T1000 dan T1200. Walaupun terbatas hanya menggunakan DOS dan sistem operasinya tersimpan pada ROM, dua model dari Toshiba ini mempunyai bentuk yang sangat kecil dan ringan sehingga muat untuk dibawa dalam tas punggung. Selain itu juga menggunakan baterai lead-acid.
Pada tahun 1987 Angkatan Udara AS menawarkan kontrak untuk membuat laptop dalam jumlah yang besar, mencapai 200.000 unit. Persaingan untuk memperebutkan kontrak ini terjadi diantara industri laptop yang besar, seperti IBM, Toshiba, Compaq, NEC, dan Zenith Data System (ZDS).
ZDS yang sebelumnya telah memenangkan perjanjian dengan IRS dengan Z-171 nya, akhirnya berhasil memenangkan kontrak tersebut dengan produknya, SupersPort. SupersPort ini dilengkapi dengan prosesor Intel 8086, dual floppy disk drive, backlit, layar LCD STN biru dan putih, dan baterai NiCD. Untuk selanjutnya prosesor yang digunakan adalah Intel 80286 dengan 20 MB hardisk. Hal ini membuat ZDS menjadi pemasok laptop terbesar selama kurun waktu 1987 – 1988.
Untuk memenuhi kontrak ini, ZDS melakukan kerjasama dengan Tottori Sanyo untuk menyediakannya. Ini adalah kerja sama untuk pertama kalinya antara sebuah merek terkenal dengan OEM (Original Equipment Manufacture) dari Asia. Selanjutnya banyak produsen komputer terkenal yang melakukan kerja sama dengan OEM dari Asia, seperti Compaq dan Citizen. Hal ini juga berakibat makin berkembangnya OEM di Asia, seperti Chicon, Acer, Quanta, Compal, Twinhead, Sanyo, Tottori Sanyo, Citizen, and Casio.
Pada tahun 1988 diluncurkan Cambridge Z88 oleh Cambridge Computer. Komputer ini didisain oleh Sir Clive Sinclair, dengan bentuk sebesar kertas A4. Komputer ini menggunakan tenaga dari baterai standar dan dilengkapi dengan basic spreadsheet, word processor, serta program untuk komunikasi. Laptop ini adalah cikal bakal pembuatan PDA.
NEC dan Apple Computer
Pada tahun 1989 dua perusahaan berbeda, NEC dan Apple Computer, meluncurkan laptopnya masing-masing, yaitu NEC Ultralit dan Apple Machintosh Portable. Nec Ultralit diluncurkan pada pertengahan tahun 1989. Laptop ini kemungkinan merupakan notebook pertama yang diproduksi oleh NEC. Laptop ini mempunyai berat tidak kurang dari 2 kg. Pada komputer ini di dalamnya telah terdapat hard drive dan RAM sebesar 2 mebibyte.
Machintosh Portable yang diluncurkan oleh Apple Computer mempunyai layar active matrix yang jernih dan baterai yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Sayangnya dengan kondisi tersebut, penjualan Mac Portable tergolong jelek. Hal ini disebabkan bentuk dari Mac Portable yang kurang menarik.
Seri laptop keluaran Apple Computer, Apple Power Books, mulai diluncurkan pada tahun 1991. ini adalah standar laptop secara de facto yang terus bertahan hingga kini. Hal ini terlihat pada penempatan keyboard, tersedianya palm rest, dan trackball. Seri Power Books selanjutnya untuk pertama kalinya menggunakan layar dengan 256 warna (Power Books 165c keluaran tahun 1993), touchpad, dan perekam suara 16-bit. Selain itu juga terdapat Ethernet Network Adapter (seri Power Books 500 keluaran tahun 1994).
Musim semi tahun 1995 merupakan titik balik yang signifikan dalam sejarah komputer notebook. Pada bulan Agustus 1995, Miocrosoft memperkenalkan Windows 95. Ini adalah untuk pertama kalinya Microsoft memegang kendali penuh pada manajemen sistim operasi (operating system). Windows 95 sangat cocok untuk diaplikasikan pada prosesor Intel Pentium dan sesuai dengan ROM yang ada pada notebook.
Ide Komputer
Sebelum laptop secara teknik diperkenalkan, ide tentang komputer yang mudah dipindahkan telah dikemukakan oleh Alan Kay. Hal ini terlihat pada konsep Dynabook yang dikembangkan oleh Xerox PARC (Palo Alto Research Centre) pada awal tahun 1970-an. Konsep ini merupakan pengembangan dari prototype Alto yang juga dilakukan oleh Xerox PARC.
Laptop
Komputer portable pertama yang dipasarkan secara komersial adalah Osborne 1, yang dikembangkan pada tahun 1981. komputer ini merupakan komputer pertama yang dapat dibawa kemana saja walaupun saat menggunakannya kita harus menghubungkannya dengan listrik rumah. Dengan layar CRT yang tipis berukuran 5” dan berat 23,5 pound (12 kg), komputer ini menggunakan CP/M Operating System dan dilengkapi dengan CPU 4 MHz Z80, memory utama 65 kilobyte, dan floppy disk drive.
Compaq
Pada 1983 Compaq mengeluarkan produk pertamanya yang juga cukup sukses, yaitu Compaq Portable. Produk ini merupakan komputer kloning IBM, karena pada saat itu IBM merupakan program standar untuk semua komputer. Komputer ini lebih mudah dibawa jika dibandingkan dengan Osborne 1 karena lebih ringan. Sistim operasi yang digunakan sama dengan Osborne 1, yaitu CP/M OS. Selain itu komputer ini juga menjalankan program Ms-DOS.
Epson
Komputer lain yang juga dikeluarkan pada tahun ini adalah Epson HX-20. Produk ini sebenarnya mulai dikembangkan pada tahun 1981, namun peluncurannya baru dilaksanakan pada tahun 1983. Komputer yang masuk dalam kategori handheld computer ini menggunakan keyboard penuh dengan 68 kunci, baterai nickel cadmium (NiCD) yang dapat diisi ulang, layar LCD dot-matrix dengan resolusi 120 x 32 pixel. Layar ini mampu menampilkan 4 baris kalimat dengan masing-masing baris berisi 20 karakter. Selain itu juga terdapat Ms-BASIC dan RAM sebesar 16 kibibyte yang dapat diperbesar menjadi 32 kibibyte.
Keberadaan laptop yang dapat diperdebatkan dimulai dengan peluncuran GRID Compas 1101 pada bulan April 1982. Komputer ini di disain oleh Bill Moggridge dari British Industrial pada tahun 1979. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah campuran magnesium dengan mengambil model kulit kerang (Clamshell). Dengan model ini komputer dapat ditutup dengan posisi layar berada di atas dan berhadapan dengan keyboard.
Laptop
Laptop ini menggunakan prosesor Intel 8086, layar electroluminescent (CGA) dengan resolusi 320 x 200 pixel, dan bubble memory sebesar 384 kilobyte. Selain itu juga menggunakan modem dengan kecepatan 1200 bit per detik. Hardrive dan floppy disk dihubungkan dengan menggunakan 488 I/O (dikenal dengan istilah GPIB = General Purpose Instrumental Bus). Sistem operasi yang digunakan adalah GRID-OS.
Komputer yang dikeluarkan oleh GRID System Corp. ini, selama tahun 1980-an digunakan oleh NASA dan tentara AS. Pada tahun 1988 GRIDD System Corp. diambil alih oleh Tandy Corporation (RadioShack).
Pada tahun 1983 dikeluarkan komputer baru yang baru terjual sekitar tahun 1984, yaitu Sharp PC-500 dan Gavilan SC. Gavilan adalah komputer portabel pertama yang menggunakan nama ‘laptop’. Kedua komputer ini menggunakan model yang sama dengan GRID Compass, yaitu model kulit kerang. Selain itu keduanya juga menggunakan layar LCD dan dapat dihubungkan dengan printer optional.
Terlaris
Pada tahun 1983 juga diluncurkan sebuah komputer yang mampu melakukan penjualan terbanyak untuk pertama kalinya sepanjang sejarah laptop, yaitu Kyocera Kyotronic 85. Laptop ini dengan cepat dilisensi oleh Tandy Corp., Olivetti, dan NEC. Mereka melihat komputer ini mempunyai potensi yang besar untuk sukses seperti halnya TRS-80 Model 100 (atau Tandy 100), Olivetti M-10, NEC PC-8201.
Mesin ini dioperasikan dengan menggunakan baterai AA standar. Tandy melengkapinya dengan program BASIC, teks editor, dan program terminal, yang disediakan oleh Microsoft dan ditulis langsung oleh Bill Gates. Selain itu diaplikasikan juga layar LCD tiltable dengan 8 x 40 karakter dan internal modem.
Dilihat dari segi kemudahan dalam membawanya, daya tahan baterai dan pemakaian yang lama, serta harganya yang murah, komputer ini menjadi favorit para wartawan. Berat laptop ini tidak lebih dari 2 kg, dengan dimensi 30 x 21.5 x 4.5 cm (12” x 8.5” x 1.75”).Selain itu laptop ini menggunakan RAM sebesar 8 KiB yang bisa dinaikkan menjadi 24 KiB, dan prosesor 3 MHz.
IBM
Pada tanggal 3 April 1986 IBM meluncurkan laptopnya yang pertama dengan tujuan komersial, yaitu IBM PC Convertible. Laptop ini dilengkapi dengan 3.5” floppy disk drive yang merupakan perangkat standar. Prosesor yang digunakan adalah Intel 80c88, yang merupakan versi CMOS dari Intel 8088, yang beroperasi pada 4.77 MHz. Di dalamnya juga terdapat RAM sebesar 256 KiB yang dapat diperbesar menjadi 512 KiB. Dengan layar LCD dan berat 13 pound, komputer ini dilengkapi dengan pegangan yang memudahkannya untuk dibawa. Laptop ini menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya.
Paa tahun 1987 Toshiba meluncurkan dua buah produk sekaligus, yaitu T1000 dan T1200. Walaupun terbatas hanya menggunakan DOS dan sistem operasinya tersimpan pada ROM, dua model dari Toshiba ini mempunyai bentuk yang sangat kecil dan ringan sehingga muat untuk dibawa dalam tas punggung. Selain itu juga menggunakan baterai lead-acid.
Pada tahun 1987 Angkatan Udara AS menawarkan kontrak untuk membuat laptop dalam jumlah yang besar, mencapai 200.000 unit. Persaingan untuk memperebutkan kontrak ini terjadi diantara industri laptop yang besar, seperti IBM, Toshiba, Compaq, NEC, dan Zenith Data System (ZDS).
ZDS yang sebelumnya telah memenangkan perjanjian dengan IRS dengan Z-171 nya, akhirnya berhasil memenangkan kontrak tersebut dengan produknya, SupersPort. SupersPort ini dilengkapi dengan prosesor Intel 8086, dual floppy disk drive, backlit, layar LCD STN biru dan putih, dan baterai NiCD. Untuk selanjutnya prosesor yang digunakan adalah Intel 80286 dengan 20 MB hardisk. Hal ini membuat ZDS menjadi pemasok laptop terbesar selama kurun waktu 1987 – 1988.
Untuk memenuhi kontrak ini, ZDS melakukan kerjasama dengan Tottori Sanyo untuk menyediakannya. Ini adalah kerja sama untuk pertama kalinya antara sebuah merek terkenal dengan OEM (Original Equipment Manufacture) dari Asia. Selanjutnya banyak produsen komputer terkenal yang melakukan kerja sama dengan OEM dari Asia, seperti Compaq dan Citizen. Hal ini juga berakibat makin berkembangnya OEM di Asia, seperti Chicon, Acer, Quanta, Compal, Twinhead, Sanyo, Tottori Sanyo, Citizen, and Casio.
Pada tahun 1988 diluncurkan Cambridge Z88 oleh Cambridge Computer. Komputer ini didisain oleh Sir Clive Sinclair, dengan bentuk sebesar kertas A4. Komputer ini menggunakan tenaga dari baterai standar dan dilengkapi dengan basic spreadsheet, word processor, serta program untuk komunikasi. Laptop ini adalah cikal bakal pembuatan PDA.
NEC dan Apple Computer
Pada tahun 1989 dua perusahaan berbeda, NEC dan Apple Computer, meluncurkan laptopnya masing-masing, yaitu NEC Ultralit dan Apple Machintosh Portable. Nec Ultralit diluncurkan pada pertengahan tahun 1989. Laptop ini kemungkinan merupakan notebook pertama yang diproduksi oleh NEC. Laptop ini mempunyai berat tidak kurang dari 2 kg. Pada komputer ini di dalamnya telah terdapat hard drive dan RAM sebesar 2 mebibyte.
Machintosh Portable yang diluncurkan oleh Apple Computer mempunyai layar active matrix yang jernih dan baterai yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Sayangnya dengan kondisi tersebut, penjualan Mac Portable tergolong jelek. Hal ini disebabkan bentuk dari Mac Portable yang kurang menarik.
Seri laptop keluaran Apple Computer, Apple Power Books, mulai diluncurkan pada tahun 1991. ini adalah standar laptop secara de facto yang terus bertahan hingga kini. Hal ini terlihat pada penempatan keyboard, tersedianya palm rest, dan trackball. Seri Power Books selanjutnya untuk pertama kalinya menggunakan layar dengan 256 warna (Power Books 165c keluaran tahun 1993), touchpad, dan perekam suara 16-bit. Selain itu juga terdapat Ethernet Network Adapter (seri Power Books 500 keluaran tahun 1994).
Musim semi tahun 1995 merupakan titik balik yang signifikan dalam sejarah komputer notebook. Pada bulan Agustus 1995, Miocrosoft memperkenalkan Windows 95. Ini adalah untuk pertama kalinya Microsoft memegang kendali penuh pada manajemen sistim operasi (operating system). Windows 95 sangat cocok untuk diaplikasikan pada prosesor Intel Pentium dan sesuai dengan ROM yang ada pada notebook.
Selasa, 23 Maret 2010
DAMPAK FACEBOOK BAGI DUNIA PENDIDIKAN
FACEBOOK merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi kita semua. facebook merupakan situs jejaring sosial yang bisa membuat semua orang yang jauh terasa dekat dan yang dekat semakin dekat.melalui facebook kita bisa melakukan apapun.semuanya serba mudah dan menyenangkan. namun, dibalik itu semua tanpa kita sadari kita telah banyak menghambur-hamburkan uang hanya untuk berfacebook ria.
Langganan:
Postingan (Atom)