Minggu, 27 Maret 2011

ANDROID...TAU GA?

oleh : HENDRIYANSYAH
berbicara masalah Android, memang sudah tidak asing lagi. Okey Guy...berikut akan saya jelaskan sedikit mengenai pengetahuan saya yang tidak seberapa ini tentang Android.
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).





Sejarah

Kerjasama dengan Android Inc.
Pada Juli 2000, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc. bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Saat itu banyak yang menganggap fungsi Android Inc. hanyalah sebagai perangkat lunak pada telepon seluler. Sejak saat itu muncul rumor bahwa Google hendak memasuki pasar telepon seluler. Di perusahaan Google, tim yang dipimpin Rubin bertugas mengembangkan program perangkat seluler yang didukung oleh kernel Linux. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Google sedang bersiap menghadapi persaingan dalam pasar telepon seluler. versi android terbaru yaitu versi 3.0. Android juga sudah bergabung dengan beberapa smart mobile seperti Nokia, Sony Ericsson, dan lainnya.

2007-2008: Produk awal
Sekitar September 2007 sebuah studi melaporkan bahwa Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler (akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar GSM yang menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon seluler ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2010).

Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan produk perdana mereka, Android, perangkat bergerak (mobile) yang merupakan modifikasi kernel Linux 2.6. Sejak Android dirilis telah dilakukan berbagai pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru.

Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan Android.

Android versi 1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

Android versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel; pengadaan resolusi VWGA.

Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.

Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik (killer apps - aplikasi unggulan). Kompetisi ini berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.

Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs Internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.

Android versi 2.3 (Gingerbread)
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

Android versi 3.0 (Honeycomb)
Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom.

Sekian pembahasan singkat dari saya...mohon kritik dan sarannya.

SEJARAH UANG DI INDONESIA

oleh : HENDRIYANSYAH
Masa Awal Kemerdekaan

Keadaan ekonomi di Indonesia pada awal kemerdekaan ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran beberapa mata uang yang tidak terkendali, sementara Pemerintah RI belum memiliki mata uang. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku oleh pemerintah RI pada tanggal 1 Oktober 1945, yaitu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.




Mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche bank


Diantara ketiga mata uang tersebut yang nilai tukarnya mengalami penurunan tajam adalah mata uang Jepang. Peredarannya mencapai empat milyar sehingga mata uang Jepang tersebut menjadi sumber hiperinflasi. Lapisan masyarakat yang paling menderita adalah petani, karena merekalah yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang.


Mata uang Jepang (Dai Nippon Teikoku Seihu)

Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi diperparah oleh kebijakan Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford yang pada 6 Maret 1946 mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Kebijakan ini diprotes keras oleh pemerintah RI, karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Namun protes keras ini diabaikan oleh AFNEI. Mata uang NICA digunakan AFNEI untuk membiayai operasi-operasi militernya di Indonesia dan sekaligus mengacaukan perekonomian nasional, sehingga akan muncul krisis kepercayaan rakyat terhadap kemampuan pemerintah RI dalam mengatasi persoalan ekonomi nasional.


Karena protesnya tidak ditanggapi, maka pemerintah RI mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh rakyat Indonesia menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar. Langkah ini sangat penting karena peredaran mata uang NICA berada di luar kendali pemerintah RI, sehingga menyulitkan perbaikan ekonomi nasional.



Mata Uang NICA


Oleh karena AFNEI tidak mencabut pemberlakuan mata uang NICA, maka pada tanggal 26 Oktober 1946 pemerintah RI memberlakukan mata uang baru ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah RI. Sejak saat itu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian hanya ada dua mata uang yang berlaku yaitu ORI dan NICA. Masing-masing mata uang hanya diakui oleh yang mengeluarkannya. Jadi ORI hanya diakui oleh pemerintah RI dan mata uang NICA hanya diakui oleh AFNEI. Rakyat ternyata lebih banyak memberikan dukungan kepada ORI. Hal ini mempunyai dampak politik bahwa rakyat lebih berpihak kepada pemerintah RI dari pada pemerintah sementara NICA yang hanya didukung AFNEI.

Untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di Indonesia, pemerintah RI pada tanggal 1 November 1946 mengubah Yayasan Pusat Bank pimpinan Margono Djojohadikusumo menjadi Bank Negara Indonesia (BNI). Beberapa bulan sebelumnya pemerintah juga telah mengubah bank pemerintah pendudukan Jepang Shomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Tyokin Kyoku menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP) yang berubah nama pada Juni 1949 menjadi Bank tabungan Pos dan akhirnya di tahun 1950 menjadi Bank Tabungan Negara (BTN). Semua bank ini berfungsi sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah RI. Fungsi utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta pemberi jasa di dalam lalu lintas pembayaran.


Terbentuknya Bank Indonesia

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA). Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan "Jajasan Poesat Bank Indonesia" dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda, ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia, bank sentral bagi Republik Indonesia.

Sabtu, 26 Maret 2011

INOVASI PEMBELAJARAN

OLEH : HENDRIYANSYAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia setiap detik dapat berubah. Perubahan ini dapat menuju ke segi positif dan segi negatif, dan perubahan ini tidak hanya terjadi di dalam perubahan IPTEK yang semakin modern, tetapi juga sudah mulai merambah ke dunia pendidikan. Dengan adanya perubahan pada dunia pendidikan maka seorang guru dituntut untuk lebih mengasah dan mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan kemajuan zaman dalam bidang IPTEK, akan menunjang juga kemajuan dan perubahan ke segi positif dalam pendidikan. Oleh karena itu, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai inovasi pembelajaran, konsep belajar dan pembelajaran. Dengan adanya makalah ini diharapkan seorang guru mampu menciptakan inovasi pembelajaran, agar pembelajaran yang dilakukan tidak monoton, dan peserta didik memperoleh pengetahuan serta pangalaman yang lebih maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa harus ada inovasi pembelajaran?
2. Apakah inovasi pembelajaran itu?
3. Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran
Pada zaman globalisasi ini, kemajuan IPTEK semakin bertambah maju dan modern. Kemajuan IPTEK dapat memiliki dampak positif dan negative. Dampak positif ini akan terjadi apabila kita dapat memanfaatkan kemajuan IPTEK dengan sebaik mungkin, dan kita memanfaatkan untuk mengembangkan serta memajukan pendidikan khussnya dalam pembelajaran. Sebaliknya apabila kita hanya bisa berdiam diri ditengah perkembangan IPTEK, maka IPTEK ini juga yang akan menghancurkan kita. Selain itu guru cenderung menjadi peniru dari pada penemu. Contohnya, banyak guru dizaman globalisasi dengan kemajuan IPTEK yang lebih modern, masih menggunakan strategi, metode, serta media pembelajaran yang sudah ada dari zaman dahulu, untuk digunkan sekarang. Sehingga hal ini menimbulkan rasa malas bagi guru, untuk menciptakan hal-hal yang baru dalam pembelajaran. Dan pembelajaran yang dilakukan akan terasa hambar, monoton dan tidak dinamis. Oleh karena itu, maka pendidik harus mampu menciptakan iniovasi dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik merasa terpacu, bersemangat serta bergairah untuk mengikuti pembelajaran, dan materi yang disampaikan guru akan lebih optimal diserap serta diterima oleh peserta didik
1. Teori Otak dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
Otak merupakan anugerah terindah dan terbesar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Otak beroperasi secara simultan pada banyak tingkat kecerdasan, dalam memproses semua hal seperti gerakan, emosi, bentuk, bunyi, rasa, dan perasaan secara bersamaan. Otak memproses informasi dengan sangat efisien sehingga tak ada satu pun dalam kehidupan manusia yang dapat menyamai potensi belajar manusia. Selain itu, otak mengikutsertakan emosi pada setiap peristiwa dan pikiran, membentuk pola-pola makna untuk membangun gambaran yang lebih besar, dan memberikan kesimpulan tentang informasi yang dimiliki. Informasi yang dapat ditangkap oleh otak tidak hanya, berupa makna peristiwa dan kejadian yang didapat dari buku pelajaran, tetapi informasi yamg diterima oleh otak juga dapat berasal dari peristiwa dan kejadian nyata yang dialami individu di lingkungan. Sehingga dalam hal ini peserta didik dituntut untuk berpikir memahami makna dari setiap peristiwa dan kejadian yang dialaminya. Proses belajar yang dilakukan peserta didik dapat membantu memaksimalkan dan mencerdaskan otak.
2. Individu Sebagai pribadi yang unik
Setiap individu yang ada di dunia ini memiliki keanekaragaman serta keunikan tersendiri. Keunikan setiap individu dapat terlihat dari life style serta learn style yang mereka miliki. Misalnya, dalam satu kelas setiap peserta didik memiliki learn style yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang memiliki cara belajar dengan menghafal tanpa perlu mencatat, tetapi ada juga peserta didik memiliki cara belajar dengan mencatat kemudian baru dihafalkan. Dari kenyataan ini maka setiap pendidik harus memberi kesempatan dan menghargai keunikan peserta didik dalm belajar. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar dengan leluasa, senang dan tanpa tekanan. Dalam hal ini, peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuan dan mengekspresikan diri sesuai keinginan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan sukses dan lancar.
B. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, maupun penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat.
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Jadi, inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya baru dalam proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Untuk menciptakan inovasi pembelajaran maka guru diharapkan dapat menjadi motivator bagi peserta didiknya. Menurut Gagne (1975) ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy function yaitu menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya. Keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa. Keempat fungsi ini sebaiknya diperankan dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran, karena pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal balik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Hendaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya inovasi pembelajaran maka guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekspresif), dan penuh tantangan (chalenge). Contoh inovasi sederhana yaitu membuka dan menutup pelajaran dengan nyanyian, membuat materi pelajaran menjadi syair lagu untuk mempermudah menghafal dan mengingat yang didukung dengan media. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik hendaknya kita mampu memahami peserta didik, sehingga kita dapat menciptakan inovasi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman untuk meningkatkan kemampuan kognitif, avektif, dan psikomotor peserta didik.
C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Belajar yang dilakukan seseorang terjadi seumur hidup. Konsep belajar dan pembelajaran merupakan hasil pemikiran gagasan/ide manusia tentang suatu objek yang memiliki karakteristik yang dapat diterima peserta didik secara umum, yang dilaksanakan dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mengoptimalkan dan menciptakan perubahan perilaku ke arah yang positif. Dalam belajar pada dasarnya dapat dilakukan dengan bimbingan yaitu dengan aktivitas mengeksplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Seorang pendidik mengeksplor ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik menggali ilmu dari pendidik agar ia mendapatkan ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otak manusia beroperasi secara simultan dalam memproses informasi yag diterimanya. Sehingga semakin banyak kita mengasah otak maka otak ini akan semakin lincah dan cerdas dalam menanggapi stimulant. Dan dalam pembelajaran eorng penddik harus menghargai dan menghormati keunikan setiap peserta didiknya dalam belajar. Sehingga masing-masing peserta didik akan merasa terpenuhi kebutuhannya dalam belajar.
Inovasi pembelajaran merupakan penemuan baru dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran akan tercipta suasana yang menyenangkan dan proses serta penyaluran ilmu dari pendidik kepada peserta didik dapat berjalan secara optimal. Konsep belajar dan pembelajaran merupakan hasil pemikiran gagasan/ide manusia tentang suatu objek yang memiliki karakteristik yang dapat diterima peserta didik secara umum, yang dilaksanakan dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mengoptimalkan dan menciptakan perubahan perilaku ke arah yang positif.
Konsep belajar dan pembelajaran merupakan hasil pemikiran gagasan/ide manusia tentang suatu objek yang memiliki karakteristik yang dapat diterima peserta didik secara umum, yang dilaksanakan dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mengoptimalkan dan menciptakan perubahan perilaku ke arah yang positif.
B. Saran
sebagai calon pendidik sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk menciptakan inovasi pembelajaran sehingga nantinya ketika kita sudah menjadi pendidik dan terjun langsung dalam mendidik anak didik, kita sudah siap dengan inovasi pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Suharjo.2006.Mengenal Pendidikan Sekolah dasar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan.
Jensen,Eric.2007.BBL.Terj.Pembelajaran Berbasis Otak. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

OTAK JUGA PERLU ENERGI

Sesibuk apa pun, selalu luangkan waktu untuk sarapan. Apalagi jika hari ini Anda akan menghadapi ujian atau pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Penelitian menunjukkan pelajar yang rutin makan pagi memiliki daya ingat dan konsentrasi lebih baik dibanding yang berangkat dari rumah dengan perut kosong.

Ketika kita tidur malam selama 8-10 jam, tubuh akan menghabiskan cadangan glukosa dalam tubuh. Di pagi hari, penurunan glukosa ini bisa menyebabkan rasa mengantuk, kurang waspada serta hilangnya konsentrasi.

Kendati begitu, menu sarapan sebaiknya tidak berlebihan. "Kalau sarapannya terlalu banyak, semua aliran darah akan menuju ke saluran cerna dan hanya sedikit yang mengalir ke otak sehingga kita malah mengantuk," kata dr.Inge Permadhi, Sp.GK, ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Menu sarapan yang bisa dikategorikan sebagai "bahan bakar" otak adalah yang kaya serat, mengandung karbohidrat serta vitamin.

Jumat, 25 Maret 2011

LATAR BELAKANG (proses penyusunannya)

Sebenarnya untuk menyusun LATAR BELAKANG dalam peneliitian (skripsi/proposal)tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Asal ada syarta yang ahrus dipenuhi, yaitu harus sesuai dengan kriteria-kriteria LATAR BELAKANG. hehehehe...
Adapun kriteria dalam penyusunan LATAR BELAKANG dalam sebuah skripsi atau proposal ialah sebagai berikut :
1. jika penelitian anda mengenai bidang pendidikan, maka pada paragrap pertamanya harus menggmabarkan mengenai gambaran pendidikan secara umum (yang sedang terjadi sekarang) dan harus didukung oleh pendapat para ahli.
2. pada paragrap kedua, anda harus menguraikan masalah mutu pendidikan sekarang ini/fakta dilapangan yang juga tentunya harus didukung oleh pendapat para ahl juga,,,karena siapa lah kiat yang bisa membuat suatu pernyataan..ia khan.
3. selanjutnya anda harus menguraikan upaya apa yang harus anda lakukan agar mutu pendidikan tersebut dapat terus ditingkatkan...
4. selanjutnya lagi anda harus menguraikan apa harapan anda dari upaya yang ingin anda lakukan tadi...
5. kemudian anda harus menjelaskan atau memaparkan berbagai fenomena dan fakta yang anda temui berdasarkan hasil observasi anda...
6. berdasarkan kesenjangan antara harapan dan fenomena serta fakta dilapangan maka anda akan merumuskan judul penelitian anda.
7. selamat mencoba menyusun latar belakang.
8. semoga berhasil dan sukses.
jadi, dalammelakukan peneelitian kita jangan terpaku dengan judul terlebih dahulu...justru judul akan uncul dengan sendirinya berdasarkan fenomena dan fakta serta harapan yang ingin kita teliti.
sekian.

Kamis, 24 Maret 2011

RANCANGAN PENELITIAN DESKRIFTIF

OLEH : HENDRIYANSYAH
bagi temen - temen yang ingin menyusun penelitian deskriftif, berikut akan saya sajikan secara singkat rancangan penelitian deskriftif yang saya comot dari berbagai literatur.
Tahapan penelitian deskriptif, secara umum tidak jauh berbeda dengan tahapan penelitian-penelitian yang lain. Berikut ini disajikan tahapan penelitian deskriptif.

1. Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah penelitian
Penelitian deskriptif dimulai dari munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena yang sedang menjadi perhatian peneliti.. Pada suatu saat selalu ada fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau mungkin terjadi perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu. Atau mungkin juga dalam situasi tertentu tidak dapat berjalan dengan semestinya sesuai rencana dan prosedur yang telah ada. Situasi tersebut menunjukkan ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan, antara yang diperlukan dengan yang tersedia, antara harapan dengan capaian. Hal tersebut dapat dijadikan obyek penelitian yang unik dan menarik, sehingga perlu pengembangan atau penyempurnaan melalui penelitian. Fenomena tersebut kemudian disusun menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan sistematis dengan memanfaatkan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam literatur yaitu teori
Ada beberapa alasan perlunya diadakan suatu penelitian di bidang tertentu: 1) tidak ada informasi sama sekali pada aspek tertentu pada bidang tersebut; 2) informasi yang ada belum lengkap pada aspek tertentu pada bidang tersebut; 3) banyak informasi namun perlu pembuktian kembali kebenarannya dengan data yang lebih mutakhir.
Untuk memperoleh permasalahan penelitian tidaklah mudah, seorang peneliti perlu peka, bersikap kritis dan berfikir logis terhadap fenomena yang terjadi. Penting untuk selalu mengembangkan ketajaman persepsinya, sehingga lebih cermat dan teliti pada sesuatu yang perlu dipertanyakan. Selain itu, untuk memperoleh permasalahan penelitian, seorang peneliti perlu dibekali dengan scientific mind dan prepared mind. Scientific mind adalah selalu berpandangan obyektif yang mampu melepaskan diri dari praduga dan opini pribadi. Bersikap independen, yaitu tidak mudah terpengaruh oleh pandangan orang lain. Mempunyai wawasan yang luas berkaitan dengan permasalahan penelitian. Prepared mind maksudnya selalu siap untuk dapat menangkap permasalahan yang timbul.
Ada beberapa sumber informasi masalah penelitian. Masalah penelitian yang bersumber dari literatur sering dan lazim dgunakan, terutama literatur primer seperti jurnal akademik dan profesional, jurnal penelitian, laporan penelitian, skripsi. tesis, desertasi, makalah, buku dan tinjauan pustaka. Tentunya literatur sebagai sumber masalah penelitian harus memiliki kriteria tertentu yaitu aktualitas isi sumber tersebut. Pengalaman empirik di lapangan di bidang profesi se hari-hari merupakan sumber masalah yang potensial. Sumber masalah penelitian lainnya adalah hasil komunikasi dengan para ahli atau teman sejawat di bidang terkait, dan juga hasil pengamatan. Hasil berfikir pribadi seorang peneliti sendiri dapat juga menjadi sumber masalah penelitian.
Seperti telah disebutkan dimuka bahwa dalam penelitian deskriptif hanya melibat-kan satu variabel penelitian. Oleh karena itu, variabel penelitian tertentu yang ditentukan, berangkat dari suatu permasalahan yang menjadi perhatian pada suatu fenomena. Permasalahan dalam suatu fenomena tersebut merupakan sesuatu yang urgen terjadi pada masa kini. Penelitian penting untuk dilakukan yang diharapkan memberikan kontribusi atau andil yang jelas dalam bidang profesi atau untuk kepentingan praktis. Pengulangan penelitian dengan permasalahan yang sama dalam penelitian deskriptif memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya penelitian pada suatu kurun waktu tertentu atau tempat yang berlainan tentang masalah yang sama dapat dilakukan pengulangan penelitian.
Ada beberapa kriteria kelayakan yang perlu diperhatikan dalam menentukan suatu masalah untuk diteliti. Masalah yang akan diteliti memiliki kontribusi profesionil dan signifikansi secara ilmiah terhadap ilmu pengetahuan (teoritik) maupun secara praktis; mempunyai derajad keunikan dan keaslian; tersedia sumber data dan memungkinkan untuk pengumpulan data; tersedianya instrumen pengukuran data; tersedianya dana dan waktu untuk melaksanakan penelitian; dan sesuai dengan kemampuan peneliti.
Setelah menentukan permasalahan penelitian yang akan diteliti, selanjutnya dirumuskan masalah penelitian tersebut secara singkat jelas padat dalam bentuk kalimat tanya. Ditinjau dari cakupan aspek-aspek yang terkait dengan masalah penelitian maka rumusan masalah penelitian dapat dibedakan secara umum dan khusus. (Ibnu, Mukhadis, Dasna: 2003). Rumusan masalah umum menunjukkan keseluruhan permasalahan penelitian secara utuh. Contoh: Bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum I Malang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang dikaji. Contoh: 1) Bagaimanakah kegiatan Guru dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2) Bagaimanakah kegiatan Siswa dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 3) Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

2. Melakukan Kajian Pustaka
Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian pustaka adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti, mempedalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan sendiri. Sumber sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain. Bahan pustaka yang biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian, majalah, jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi. Bahan pustaka tersebut dapat juga diperoleh dari instansi atau lembaga tertentu seperti LIPI atau lembaga yang terkait dengan obyek penelitian.
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan pustaka, yaitu kemuta-khiran dan relevansi. Dengan memilih bahan pustaka yang mutakhir maka akan diperoleh informasi terbaru dan representatif sebagai landasan teori obyek yang sedang diteliti. Selain itu, bahan pustaka yang relevan diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti.

3. Merumuskan tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan ungkapan sasaran yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan kongkrit, jelas dan ringkas dan dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Isi dan rumusan tujuan penelitian harus mengacu pada rumusan masalah penelitian.
Dalam penelitian deskriptif, tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran dan diskripsi secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena. Rumusan tujuan peneliti-an deskriptif meliputi mengklasifikasi dan menguraikan tentang sifat-sifat atau faktor-faktor fenomena tersebut. Suatu penelitian ada yang hanya memerlukan satu tujuan, ada juga mempunyai beberapa tujuan sesuai dengan sub-permasalahan (Zainuddin:1988). Contoh rumusan tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum I Malang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Rumusan tujuan penelitian tersebut dijabarkan lebih rinci berdasakan sub permasalahan penelitian sesuai rumusan permasalahan, meliputi kegiatan guru, siswa dan ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

4. Menguraikan kegunaan dan pentingnya penelitian
Dalam bagian ini diuraikan kegunaan dan pentingnya penelitan yang berisi alasan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk diteliti. Suatu penelitian adalah sebagai cara mengembangkan pengetahuan yaitu berupa temuan-temuan baru, merupakan koreksi atau dukungan terhadap teori yang sudah ada. Suatu penelitian berguna untuk pengem-bangan teknologi. Mungkin juga suatu penelitian bermanfaat sebagai penyumbang informasi penting pembuatan kebijakan dan perencanaan program pembangunan. Kegunaan yang lain adalah sebagai alat pemecahan masalah-masalah praktis di lapangan dalam bidang tertentu..

5. Menetapkan Asumsi Penelitian
Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional dan asumsi operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi adanya kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang masih dalam jangkauan pengendalian peneliti. (Ibnu, Mukhadis, Dasna: 2003)

6. Menetapkan Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian menggambarkan luas dan batas-batas area penelitian yang akan dilaksanakan. Pada bagian ini dikemukakan secara pasti faktor-faktor atau variabel-variabel yang diteliti, subyek atau populasi penelitian, dan lokasi penelitian. Ruang lingkup penelitian akan menjadi jelas dengan menjabarkan variabel penelitian menjadi sub-variabel dan indikator-indikatornya. Variabel adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, katagori, atau kondisi. Dalam penelitian deskriptif hanya mempunyai satu variabel, sehingga variabel penelitian tersebut dijabarkan menjadi sub-variabel dan indikator sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu situasidan kondisi yang tidak bisa dihindari dalam penelitian dan peneliti tidak dapat berbuat banyak untuk mengendalikan- nya. Situasi dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesimpulan hasil penelitian dan merupakan kelemahan penelitian. Misalnya, jika penelitian dilakukan di sekolah, tentu ada faktor di luar sekolah yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Meskipun demikian tidak berarti hasil penelitian menjadi tidak berguna dan keterbatasan penelitian ini perlu dikemukakan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

7. Membuat Definisi Istilah/Operasional
Setiap istilah yang unik, istilah yang mempunyai beberapa pengertian atau dapat diartikan ganda, yang berhubungan erat dengan konsep-konsep pokok dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian harus diberi definisi. Definisi istilah ini penting untuk menyamakan pengertian dan makna istilah yang dimaksud. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang diteliti dan dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-siat sesuatu yang didefinisikan yang dapat diamati dan diukur. Sehingga dari definisi operasional tersebut akan mengacu pada cara pengambilan data dan alat pengumpul data yang akan digunakan.

8. Penyusunan Rancangan Penelitian
Dalam menyusun rancangan penelitian mencakup pokok-pokok bahasan antara lain 1) menentukan metode/rancangan penelitian, 2) menentukan populasi dan sampel penelitian, 3) menentukan instrumen penelitian, 4) mengumpulkan data, dan 5) melaku-kan analisis data.
Sesuai dengan tujuan dan sifatnya, pada umumnya penelitian deskriptif meng-gunakan metode survey. Metode survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan ke-samaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan (Suharsimi: 1989). Lebih lanjut dijelaskan bahwa studi survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang meliputi sebagai berikut. 1) School survey yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan. Masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar mengajar, personalia pendidikan, siswa dan hal-hal yang berkaitan dengan yang menunjang proses belajar mengajar. 2) Job analisis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan, aktivitas khusus, keterlibatan dan fungsi anggota organisasi, kinerja dan fasilitas. 3) Analisis dokumen, sering disebut juga analisis isi analisis aktivitas atau analisis informasi. Kegiatannya antara lain menganalsis dokumen, peraturan, keputusan-keputusan dan buku. 4) Public opinion surveys bertujuan untuk mengetahui pendapat umum tentang sesuatu hal. 5) Community surveys disebut juga social surveys atau field surveys yang bertujuan mencari informasi tentang aspek kehidupan secara luas dan mendalam yang menyangkut masyarakat dan sekolah. (Van Dalen: 1962).
Menurut Singarimbun (1987), penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajagan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory atau confirmatory), evaluasi, prediksi penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial.

9. Menentukan Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian, gejala, kasus, waktu, tempat. Populasi dapat berstatus sebagai objek penelitian jika populasi tersebut sebagai substansi yang diteliti. Populasi penelitian dapat berstatus sebagai sumber informasi. Dalam penelitian survey, orang atau sekelompok orang biasanya berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya atau fenomena yang berkaitan dengan dirinya. (Ibnu, Mukhadis dan Dasna: 2003).
Pelibatan populasi dalam suatu penelitian merupakan suyatu yang ideal. Tetapi dalam suatu penelitian seringkali tidak dapat menjangkau populasi karena jumlahnya sangat besar. Dengan beberapa pertimbangan, memungkinkan penelitian populasi tidak perlu dilakukan. Pertimbangan tersebut adalah pertimbangan akademik, yaitu berlakunya inferensi statistik dan pertimbangan non akademik yaitu keterbatasan tenaga, waktu, biaya dukungan logistik dan kepraktisan. (Ibnu, Mukhadis dan Dasna: 2003). Maka penelitian dapat hanya menjangkau sebagian dari populasi. Sebagian populasi tersebut adalah sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Karena sampel mewakili populasi maka sampel harus dipilih sesuai dengan karakteristik populasi tersebut. Sehingga sampel tersebut benar-benar representatif, artinya sampel tersebut mencerminkan keadaan populasi secara cermat.
Cara pengambilan sampel (sampling) dibedakan menjadi dua yaitu random sampling dan non-random sampling. Dalam random (acak) sampling, setiap individu anggota populasi mempunayi kesempatan (probabilitas) yang sama untuk menjadi sampel. Dalam non-random sampling, kesempatan setiap individu anggota populasi menjadi sampel tidak sama. Yang termasuk random sampling adalah simple random sampling (acak sederahana), systematic random sampling, stratified random sampling (acak stratifiasi atau bertingkat), cluster random sampling (acak rumpun atau kelompok) dan multistage random sampling (acak gabungan berbagai cara). Yang termasuk non-random sampling adalah sampling seenaknya, purposif sampling (sampling bertujuan), quota sampling..
Dalam penelitian deskriptif, sampel sebagai sumber data seringkali disebut responden, tergantung pada cara pengambilan data. Besarnya sampel tergantung dari homogenitas karakteristik populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit sampel yang perlu diambil. Sebaliknya, semakin hiterogen karakteristik populasi, semakin besar sampel yang harus diambil.

10. Menentukan Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yangakan dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes, uji kesahihan dan uji keterandalan.
Dalam penelitian deskriptif instrumen yang sering digunakan adalah angket (kuesioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan. Jelaskan variabel dan faktor-faktor yang akan diukur, serta jenis data yang akan dikumpulkan.
Berikut ini disajikan pengembangan instrumen angket (kuesioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.

Angket atau kuesioner
Teknik angket adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data atau informasi siswa menggunakan serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada siswa secara tertulis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket sebagai berikut. Pertama, merumuskan tujuan yang diinginkan dari penggunaan angket sebagai alat pengumpul data siswa. Kedua, mengidentifikasi masalah yang menjadi materi angket dan dijabarkan ke dalam susunan kalimat-kalimat pertanyaan. Ketiga, susunan kalimat pertanyaan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti, jelas dan tidak bermakna ganda. Keempat, dituntut kreatifitas penyusun angket agar diperoleh obyektifitas jawaban.
Teknik angket dibedakan menjadi dua, yaitu angket terstruktur dan angket tidak terstruktur. Angket terstruktur bersifat tegas, pertanyaan yang diajukan kepada siswa menuntut jawabab yang tegas dan jawaban relatif lebih singkat. Sedangkan angket tidak terstruktur, siswa diharapkan menguraikan jawaban secara lengkap leluasa dan terbuka. (Kirkendal, Gruber, dan Johnson: 1980).
Berdasarkan bentuk dan jenis pertanyaan, angket dibedakan menjadi tiga bentuk. Bentuk pertama adalah angket isian tertutup. Jawaban yang diharapkan sudah tertentu dan diarahkan oleh pembuat angket. Bentuk angket kedua adalah angket isian terbuka. Angket ini menghendaki jawaban yang lebih luas dan lengkap. Bentuk ketiga adalah angket dengan daftar cek. Siswa diminta menentukan jawaban yang sesuai dengan memberi tanda cek () pada daftar yang telah tersedia. Bentuk keempat adalah angket pilihan ganda. Jawaban siswa terbatas pada alternatif jawaban yang telah direncanakan penyusun angket dengan cara memilih jawaban yang sesuai. (Suharsimi: 1989)

Wawancara (interview)
Teknik wawancara adalah cara mengumpulkan data tentang siswa yang dilakukan dengan mengadakan percakapan antara pewawancara (guru) dengan siswa yang sedang dikumpulkan datanya.
Dalam melaksanakan wawancara perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, pewawancara hendaknya dapat menciptakan hubungan yang baik dengan yang diwawancarai agar jawaban dan pendapatnya dapat dikemukakan secara terbuka, obyektif dan benar. Kedua, pewawancara perlu menciptakan situasi wawancara sedemikian rupa sehingga siswa yang sedang diwawancarai tidak merasakan seperti diinterograsi. Ketiga, agar wawancara tidak menyimpang dari apa yang ingin diperoleh, terlebih dahulu perlu disusun materi wawancara sebagai pedoman bagi pewawancara. (Suharsimi: 1989)
Berdasarkan peranan yang dilakukan, teknik wawancara dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama, wawancara berpedoman. Yaitu wawancara yang telah direncanakan menggunaka suatu pedoman wawncara, sehingga wawancara sesuai dengan tujuan. Kedua, wawancara terpusat, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap siswa-siswa tertentu yang diharapkan dapat diperoleh informasi yang ber-kaitan dengan suatu obyek dan tujuan wawancara. Ketiga, wawancara berulang, biasanya dilakukan untuk mengungkap perkembangan proses sosial pada kurun waktu tertentu. (Suharsimi: 1989).
Berdasarkan jumlah orang yang diwawancarai dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, wawancara dilakukan terhadap satu siswa. Biasanya wawancara ini untuk mengumpulkan informasi tentang masalah-masalah siswa yang bersifat pribadi. Kedua, wawancara yang dilakukan erhadap sekelompok siswa atau lebih dari satu siswa. Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan informasi dari sekelompok siswa. yang mempunyai masalah yang sama.

Pengamatan (observasi)
Teknik pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara mengamati tingkah laku siswa atau obyek sedemikian rupa, diharapkan siswa atau obyek yang diamati tidak mengetahui bahwa dia sedang diamati. Dalam melakukan pengumpulan data mengguna-kan teknik pengamatan ada beberapa yang perlu diperhatikan. Pertama, tujuan yang yang ingin dicapai harus ditetapkan lebih dahulu. Kedua, kegiatan pengamatan direncanakan secara sistematis; mulai dari instrumen, pelaksanaan pengamatan, pencatatan sampai dengan pengolahan hasil. Ketiga, perlu diperhati-kan reliabilitas, validitas dan obyeltifitas instrumen. Keempat, meskipun teknik pengamatan bersifat kualitatif dan subyektif, diusahakan diperoleh hasil yang kuantitatif dan obyektif. (Suharsimi: 1989)
Berdasarkan tujuan dan cara pengamatan, dibedakan menjadi beberapa teknik pengamatan: Pertama, pengamatan partisipatif. Dalam pengamatan partisipatif ini, pengamat ikut terlibat dan mengambil bagia dalam kegiatan yang dilakukan siswa atau obyek yang diamati. Misalnya, seorang guru ingin mengetahui kesungguhan dan keaktifan siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar permainan sepakbola; maka guru harus ikut terlibat langsung dalam permainan sepakbola tersebut. Selain itu ada cara pengamatan kuasi-partisipatif, yaitu pengamat harus ikut terlibat langsung dalam kegiatan atau kadang-kadang hanya mengamati dari luar kegiatan saja. Kedua, pengamatan sistematis. Sebelum melakukan pengamatan, aspek-aspek yang akan diamati telah disusun dan diatur dalam suatu struktur pengamatan berdasarkan katagori masalah yang akan diamati. Aspek-aspek yang akan diamati dijabarkan dalam suatu instrumen pengamatan. Misalnya, pengamatan tentang kemampuan kerjasama dalam bermain bola voli. Maka dalam instrumen pengamat-an harus dijabarkan aspek-aspek tingkah laku pemain bola voli yang merupakan indikator kemampuan kerjasama dalam bermain. Ketiga, pengamatan eksperimental. Biasanya pengamatan eksperimental dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala atau perubahan-perubahan sebagai akibat dari suatu situasi perlakuan eksperimen yang sengaja diadakan. Contoh: pengamatan tentang sportifitas dalam bermain bulutangkis jika tidak dipimpin oleh wasit. (Budiwanto: 2001)

11. Mengumpulkan Data
Setelah instrumen penelitian diperoleh, selanjutna dilakukan pengumpulan data. Jelaskan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengpulkan data. Dalam proses mengumpulan data mungkin melibatkan petugas, maka harus dijelaskan kualifikasi dan jumlahnya. Petugas pengumpul data perlu dilakukan koordinasi dan penjelasan teknis pengumpulan data. Kemudian tetapkan jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Prosedur yang dilakukan dalam proses pengumpulan data dibagi menjadi dua tahap, yaitutahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan terdiri dari persiapan yang bersifat konseptual, teknis dan administratif. Tahap pelaksanaan pengumpulan data disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan.

12. Menganalisis Data
Setelah diperoleh data dari hasil pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah . melakukan analisis data. Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam katagori-katagori atau diubah dalam bentuk angka-angka. Analisis kuantitatif disebut juga analisis statistik. Analisis statistik dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan sifat-sifat sampel atau populasi. (Budiwanto: 1999). Statistik inferensial digunakan untuk mengambil kesimpulan mengenai sifat-sifat populasi berdasarkan data dari sample.
Dalam penelitian deskriptif kegiatan analisis data meliputi langkah-langkah mengolah data, menganalisis data dan menemukan hasil. Mengolah data adalah proses persiapan sebelum dilakukan analisis data, yaitu pencocokan (checking), pembenahan (editing), pemberian label (labeling) dan memberikan kode (coding). Kegiatan pen-cocokan adalah untuk mengetahui jumlah instrumen yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan dan mengecek kelengkapan lembar instrumen. Kegiatan pembenahan meliputi mengecek kelengkapan pengisian data, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, keajegan dan kesesuaian jawaban, relevansi jawaban, dan penggunaan satuan data. Kegiatan pemberian label adalah pemberian identitas secara spesifik terhadap instrumen yang masuk, meliputi jenis instrumen, identitas responden, stratifikasi, area atau kelompok. Kegiatan pemberian kode adalah mengklasifikasi jawaban responden menurut jenis dan sifatnya dengan cara memberi kode.
Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis data yang meliputi mengklasifikasi data, menyajikan data dan melakukan analisis statistik diskriptif atau prosentase. Data yang terkumpul diklasifikasi menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yaitu jawaban responden yang digambarkan menggunakan kata-kata atau kalimat. Data kualitatif ini selanjutnya dipisah-pisahkan menurut katagori yang digunakan untuk mengambil kesimpulan. Data yang bersifat kuantitatif berupa angka-angka dapat diproses dengan beberapa cara, antara lain menggunakan statistik deskriptif atau prosentase. Statistik deskriptif antara lain rata-rata hitung (mean), median dan modus. Kadang-kadang, setelah dianalisis persentase kemudian ditafsirkan dengan kata yang bersifat kualitatif, misalnya 86% --100% adalah baik sekali, 71% -- 85% adalah baik, 56% --70% adalah sedang, 46% -- 55% adalah kurang, dan 46% ke bawah adalah kurang sekali. Teknik ini sering disebut teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Berdasarkan analisis data tersebut kemudian divisualisasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram secara jelas sebagi temuan hasil penelitian.

PERANCANGAN BUMPER SEBAGAI MEDIA OPENING ACARA TELEVISI

oleh : HENDRIYANSYAH
A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali media telekomunikasi yang menyediakan berbagai banyak informasi tentang perjalanan dunia. Televisi adalah salah satu media telekomunikasi yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin pesat, televisi pun akhirnya dianggap sebagai suatu media yang dapat memberikan banyak alternatif hiburan yang murah, terutama bagi masyarakat pedesaan yang jauh dari pusat-pusat hiburan. Tidak mengherankan jika akhirnya melihat televisi merupakan kegiatan pengisi waktu luang yang paling digemari oleh kebanyakan masyarakat.
Agar dapat memberikan informasi yang berharga bagi masyarakat, sebuah stasiun televisi pada akhirnya juga dituntut untuk memberikan suatu kualitas siaran yang sangat baik. Hal tersebut menyangkut aspek tampilan audio ataupun visualnya, serta cara yang ditempuh oleh pihak stasiun televisi agar mendapatkan kualitas tampilan siaran yang bagus.
Penelitian ini dilakukan dalam usaha mengidentifikasi dugaan tersebut. Penelitian ini di laksanakan di salah satu stasiun televisi swasta di Kota Malang, yaitu Agropolitan Televisi atau sering disebut ATV. Kami berusaha mencari tahu apakah benar aspek tampilan audio atau visualnya harus mempunyai kualitas agar menarik perhatian penonton.

B. Rumusan Masalah
B.1 Identifikasi Masalah
Media adalah suatu alat penghantar berkomunikasi. Penekanan dari kata media disini adalah keberadaan objek, jadi pendekatannya haruslah obyektif bukan subyektif. Salah satu penghantar media yang baik adalah televisi. Televisi adalah salah satu media penyampaian informasi yang memakai format audio (bersuara) dan Video (bergambar gerak). Dalam melakukan penelitian, kami menjadikan sebuah bumper sebagai daya tarik suatu program acara televisi dan dengan adanya bumper tersebut maka orang yang melihat dapat merespon apa yang disamapaikan atau melihat isi pada suatu bumper. Bumper adalah media utama pada suatu program televisi yang harus disamapaikan lewat media televisi.
Dari penjelasan di atas, maka kami mengidentifikasikan masalah (research question) dari penelitian ini, yaitu:
Bagaimana cara membuat sebuah Bumper pada program acara televisi yang bisa menarik perhatian penonton?
B.2 Signifikasi Permasalahan
Ada beberapa pendapat mengenai pembuatan Bumper, mereka para desainer membuat yang simple dan mudah dibaca atau dimengerti. Dan ada yang membuat terlalu kompleks sehingga tidak dapat dimengerti apabila ditampilkan atau ditayangkan.
Dengan adanya kontroversi ini maka kami akan meneliti bagaimana cara membuat bumper yang mudah (dapat dimengerti) dan software yang mendukung apa saja.

C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian akan dilakukan untuk mengetahui pembuatan dan software apa saja yang dipakai untuk membuat Bumper atau opening acara pada suatu program televise. Penelitian ini akan dilakukan pada crew Agropolitan Televisi karena mereka sudah biasa membuat sebuah Bumper.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan apakah pembuatan bumper pada acara televisi sudah dapat menarik perhatian penonton
1. Mengerti tahapan-tahapan untuk membuat bumper.
2. Software apa saja yang dipakai untuk membuat sebuah bumper.
3. Menyelidiki apakah sudah berhasil penyampaian pesan yang terkandung dalam bumper tersebut.

E. Metodologi Penelitian
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa penelitian kami adalah penelitian eksploratif, bukan deskriptif. Sebelum melakukan penelitian eksploratif ini, terlebih dahulu kami menentukan pendekatan metode penelitian seperti apa yang dibutuhkan. Untuk penelitian ini kami lebih memilih menggunakan pendekatan survey. Kami mempunyai beberapa alasan, antara lain:
Untuk memperoleh data-data tidak membutuhkan waktu yang lama.
1. Kami bisa melihat secara langsung proses pembutan bumper
2. Kami ingin melihat pengaruh yang ditimbulkan setelah melihat sebuah bumper
3. Murah, karena untuk penelitian ini kami menggunakan wawancara dan untuk melakukan wawancara tidak membutuhkan alat bantu yang banyak dan mahal, cukup dengan menggunakan kertas.

F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Penentuan Topik Penelitian
2. Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan penelaahan literatur berdasarkan topik yang telah ditentukan untuk mendapatkan landasan teori bagi penelitian yang akan dilakukan. Selain itu juga dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini dari topik penelitian.
3. Formulasi Masalah
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi:
• Permasalahan penelitian yang bertujuan untuk meletakkan dasar dalam melakukan penelitian.
• Ruang lingkup penelitian yang bertujuan untuk mentransformasikan topik penelitian ke dalam sesuatu yang bisa dikelola, disesuaikan dengan kemampuan dan batasan-batasan sumber daya yang ada.
• Pertanyaan penelitian yaitu permasalahan penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
• Tujuan penelitian adalah apa yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.
4. Perancangan Penelitian
Tahapan ini dilakukan sebagai perencanaan untuk mendapatkan kesimpulan dari pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
Pada tahapan ini dilakukan:
a. Penentuan metode penelitian.
b. Penentuan subyek penelitian yang meliputi unit of analysis, populasi, sampel, serta variabel-variabel yang mempengaruhi penelitian.
c. Penentuan sampling frame, yaitu cara pengambilan sampel dari populasi yang telah ditentukan, serta teknik sampling yang digunakan.
d. Terakhir adalah menentukan metode pengumpulan data serta alat yang akan digunakan dalam pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sesuai sehingga dapat memenuhi tujuan penelitian.
5. Pengumpulan Data
• Pada tahapan ini dilakukan pengambilan data dari sampel yang telah ditentukan dengan menggunakan alat penelitian yang telah ditentukan, serta administrasi data sehingga mudah untuk dianalisa.
• Dengan membagikan quesioner dan wawancara secara langsung.
6. Analisa Data
Pada tahapan ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisa dan diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memenuhi tujuan penelitian.
7. Kesimpulan
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan dalam tahapan sebelumnya, diambil kesimpulan yang bersifat explarotary untuk menjawab pertanyaan penelitian.

infopendidikan: PENGGUNAAN MEDIA ASLI DALAM PEMBELAJARAN

infopendidikan: PENGGUNAAN MEDIA ASLI DALAM PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA ASLI DALAM PEMBELAJARAN

oleh : HENDRIYANSYAH
Dalam proses pembelajaran, benda asli dapat digunakan sebagai media. Agar lebih memahami tentang media benda asli di bawah ini akan diuraikan tentang pengertian media benda asli, kelebihan media benda asli, kelemahan media benda asli dan penggunaan media benda asli.
1. Pengertian Media Benda Asli
Menurut Ibrahim dan Nana Syahodih mengatakan bahwa “media benda asli termasuk media atau sumber belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakan”. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana menyatakan “media benda asli merupakan benda yang sebenarnya yang membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar siswa”.
Dengan menggunakan media benda asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.
2. Kelebihan Media Benda Asli
Media benda asli memiliki kelebihan atau keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain: (1) Dapat membantu guru dalam menjelaskan sesuatu kepada peserta didik; (2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata; (3) Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indra.
Berdasarkan uraian di atas dipertegas kembali bahwa kelebihan media benda asli dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.
3. Kelemahan Media Benda Asli
Media benda asli selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan media benda asli yaitu :
(1) Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah, kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya; (2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit apalagi kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya; (3) Tidak selalu memberikan gambaran dari obyek yang seharusnya.
Kelemahan-kelemahan yang diuraikan di atas hendaknya dapat diatasi dengan cara menggunakan media benda asli yang ada di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses pembelajaran, di sesuaikan dengan pelajaran dan berusaha membawa benda asli ke kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.
4. Penggunaan Media Benda Asli
Salah satu komponen yang juga dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Karena media pembelajaran mampu menyampaikan pesan atau informasi, baik dari guru kepada siswa maupun media itu sendiri kepada guru maupun siswa. Media benda asli mempunyai kegunaan sebagai berikut :
(1) Memperjelas perjanjian pesan agar tidak selalu bersifat verbalitas; (2) Mengawasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra; (3) Dengan menggunakan media secara tepat mengatasi sikap positif anak didik; (4) Media dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama pada anak didik.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa penggunaan media pada saat proses pembelajaran berlangsung, akan lebih baik dari pada berceramah saja karena media pendidikan/ pengajaran dapat membantu untuk memperjelas pesan yang kita sampaikan, merangsang siswa untuk memperoleh pengalaman yang sama dan dapat menarik minat siswa untuk belajar. Sehingga dengan penggunaan media tersebut siswa menjadi lebih giat belajar dan mempunyai pengalaman serta persepsi yang sama tentang suatu konsep yang dipelajari.
Demikian semoga bisa membantu dan mewujudkan pendidikan ke arah yang lebih baik.

MATEMATIKA ITU APA YA?

oleh HENDRIYANSYAH
Definisi matematika ada beraneka ragam dan definisi tersebut tergantung pada sudut pandang pembuat definisi. Dibawah ini ada beberapa definisi matematika sebagai berikut:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisirsecara sistematik
2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik danberhubungan dengan bilangan
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif danmasalah tentang ruang dan bentuk
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik
6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi,penalaran logika, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir.

Karena matematika tersusun secara teratur, maka untuk mempelajari matematika harus secara urut dan hierarkis. Dalam belajar matematika ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sebelum suatu konsep tertentudipelajari. Persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sebelum suatu konseptertentu dipelajari. Persyaratan itu merupakan prasyarat misalnya:penjumlahan merupakan prasyarat bagi perkalian, differensial merupakan prasyarat bagi integral, dan sebagainya.
Demikian semoga membantu.

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

oleh : HENDRIYANSYAH
berbicara masalah belajar dan hasil belajar, tentunya sanagt banyak perbedaan dan tafsiran dari para ahli. oleh karena itu saya akan mengulas sedikit pengertian tentang belajar.
Pendapat lain tentang belajar dikemukakan oleh Sardiman menyatakan bahwa ”Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,mendengar, meniru, dan lain sebagainya”.
Lebih lanjut Sardiman mengemukakan bahwa “Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Dari berbagai pendapat di atas tentang pengertian belajar dapat dibuat kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang di lakukan oleh orang itu sendiri.
Dalam setiap manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian, demikian juga dengan proses belajar juga diikuti dengan pengukuran dan penelitian.Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku dalam belajarsudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukanberdasarkan kemampuan siswa. Penekanan hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaanmotivasional tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Sabtu, 12 Maret 2011

LEGENDA BUKIT TANGKILING

Pada jaman dahulu di sebuah desa hidupah seorang Ibu bersama anaknya. Mereka hidup di tepi sungai. Sungai itu disebut Sungai Sebangau. Ibunya bernama Bawi kuwu dan anaknya bernama Tangkiling. Waktu itu Tangkiling baru berumur 6 tahun.
Pada suatu hari, ketika Tangkiling sedang bermain bersama teman – temannya, Tangkiling merasa lapar dan pulang ke rumah untuk makan. Tetapi ibunya sedang memasak. Oleh karena itu Tangkiling menangis dan membuat ibunya marah. Tangkiling dipukul oleh ibunya dan kepalanya pun berdarah.
Tangkiling lari dari rumah dan akhirnya ditemukan oleh seorang saudagar dari negeri Cina. Tangkiling pun diajak ke Cina dan di sekolahkan hingga dewasa. Tangkiling diajarkan berbagai macam ilmu dagang sehingga Tangkiling dipercaya oleh saudagar tersebut untuk berlayar berdagang ke Indonesia.
Pada suatu hari Tangkiling tiba di sungai Sebangau. Tempat asal Tangkiling. Seluruh dagangan Tangkiling langsung diserbu oleh penduduk di situ. Oleh karena itu Tangkiling beserta awak kapalnya bertahan lama di desa itu.
Tiba – tiba tersiar kabar bahwa di desa itu ada seorang perempuan yang sangat cantik jelita. Bawi kuwu namanya. Konon ceritanya Bawi Kuwu memiliki ilmu awet muda. Mendengar itu Tangkiling pun langsung melamarnya untuk menjad istrinya. Tangkiling tidak tau bahwa perempuan itu adalah ibunya sendiri.
Beberapa setelah pernikahannya,Tangkiling menyuruh istrinya untuk mencari kutu dikepalanya. Tiba terlihat bekas luka di kepala Tangkiling. Akhirnya Bawi Kuwu tau bahwa Tangkiling adalah anaknya.
Mendengar itu, Tangkiling langsung menggelar sebuah upacara dengan mendirikan sangkaraya. Banyak binatang yang disediakan untuk menggelar upacara tersebut. Dan semua orang yang ada di desa itu diundang oleh Tangkiling untuk menikmati makanan yang disediakan pada upacara itu.
Tiba- tiba datanglah angin ribut yang hebat dan awan tebal sekali. Hari mulai hujan, Guntur dan petir bersahutan. melihat demikian Bawi Kuwu langsung lari menuju menuju kapal Tangkiling yang berada di sungai Sebangau.Tidak lama hari mulai gelap gulita. Kilat memancar berkilauan dan Guntur menggelegar. Semua binatang yang ada di situ dalam sekejap mata menjadi batu dan kapal Tangkiling pun menjadi batu. Sangkaraya yang didirikan di tengah desa menjadi Bukit Tangkiling yang paling tinggi puncaknya. Semua orang yang ikut menganjan berubah menjadi batu. Kapal Tangkiling yang berubah menjadi batu yang bentuknya mirip seperti kapal yang diberi nama Batu Banama.
Sekarang ini Bukit Tangkiling ini berada di tepi Sungai Rungan dan di kaki bukit Tangkiling ada sebuah desa yang bernama DesaTangkiling. Bukit Tangkiling kini telah menjadi objek wisata Kal-Teng.




Writer : HENDRIYANSYAH

infopendidikan: CARA MUDAH UNTUK FLASH HP NOKIA

infopendidikan: CARA MUDAH UNTUK FLASH HP NOKIA